
Morgan Stanley: 2019 Momentum Investasi Saham di Indonesia
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 July 2018 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Morgan Stanley menilai 2019 nanti baru akan menjadi waktu yang tepat untuk kembali masuk ke pasar modal Indonesia karena beberapa penyebab ketidakpastian di tahun ini akan membaik di tahun tersebut. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor politik, konsumsi masyarakat dan pembangunan infrastruktur.
Berdasarkan riset Morgan Stanley, 2019 akan menjadi masa keemasan bagi pasar saham dalam negeri, pasalnya faktor politik yang ditimbulkan oleh adanya kejelasan pelaksanaan pemilihan umum presiden di tahun depan. Kemudian konsumsi masyarakat yang mulai setelah beberapa stimulus yang diberikan di tahun ini dan dampak dari pembangunan infrastruktur masive yang baru akan terasa di tagun depan.
"Selain itu, kami juga melihat adanya potensi pelemahan dolar mulai kuartla pertama 2019 akan menjadi katalis positif bagi pasar saham," kata Sean Gardiner dan Aarti Shah, analis Morgan Stanley.
Mereka menyarankan investor untuk melakukan aksi beli dengan price to earning ratio di 12 kali dengan konsensus pendapatan 13,8 kali. Untuk itu, Morgan Stanley mengayarakan untuk maintain buy pada posisi premium 10% untuk indeks MSCI AxJ (Asian ex-Japan), sedangkan saat ini masih dalam posisi 17%,
Sementara itu, untuk saat ini analis menilai investor perlu memperhatikan beberapa faktor dari dalam negeri antara lain potensi turunnya margin pendapatan perusahaan akibat melemahnya rupiah dan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah harga minyak yang meningkatkan potensi inflasi, karena pemerintah akan mempertahankan pemberian subsidi bahan bakar hingga akhir 2019 untuk menahan konsumsi masyarakat. Morgan Stanley menilai kemungkinan inflasi hingga 120-280 bps, yang nantinya akan direspon negatif oleh pasar modal.
Selanjutnya, faktor geopolitik yang akan menimbulkan potensi overhang meski akan ada keuntungan untuk faktor-faktor makro seperti peningkatan belanja modal (capital expenditure/capex) atau stimulus lainnya. Namun hal ini juga bisa menimbulkan uncertainty bagi investor asing sepanjang semester kedua 2018.
(hps/hps) Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi
Berdasarkan riset Morgan Stanley, 2019 akan menjadi masa keemasan bagi pasar saham dalam negeri, pasalnya faktor politik yang ditimbulkan oleh adanya kejelasan pelaksanaan pemilihan umum presiden di tahun depan. Kemudian konsumsi masyarakat yang mulai setelah beberapa stimulus yang diberikan di tahun ini dan dampak dari pembangunan infrastruktur masive yang baru akan terasa di tagun depan.
"Selain itu, kami juga melihat adanya potensi pelemahan dolar mulai kuartla pertama 2019 akan menjadi katalis positif bagi pasar saham," kata Sean Gardiner dan Aarti Shah, analis Morgan Stanley.
Sementara itu, untuk saat ini analis menilai investor perlu memperhatikan beberapa faktor dari dalam negeri antara lain potensi turunnya margin pendapatan perusahaan akibat melemahnya rupiah dan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Terutama untuk perusahaan-perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Hasil konsensus Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan 9% untuk 2018 dan 11% di 2019.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah harga minyak yang meningkatkan potensi inflasi, karena pemerintah akan mempertahankan pemberian subsidi bahan bakar hingga akhir 2019 untuk menahan konsumsi masyarakat. Morgan Stanley menilai kemungkinan inflasi hingga 120-280 bps, yang nantinya akan direspon negatif oleh pasar modal.
Selanjutnya, faktor geopolitik yang akan menimbulkan potensi overhang meski akan ada keuntungan untuk faktor-faktor makro seperti peningkatan belanja modal (capital expenditure/capex) atau stimulus lainnya. Namun hal ini juga bisa menimbulkan uncertainty bagi investor asing sepanjang semester kedua 2018.
(hps/hps) Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular