

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menyebutkan BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5%.
Dari 11 ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus, sembilan di antaranya memperkirakan ada kenaikan dan hanya dua yang menilai BI akan mempertahankan suku bunga. Dengan demikian, median BI 7 day reverse repo rate ada di 5%.
Berikut grafik BI 7-Day RR sejak 2016.
![]() |
CNBC Indonesia, Jumat (29/6/2018) akan melakukan live report RDG BI 28 Juni 2018.
(Herdaru Purnomo/Hidayat Setiaji)
(dru)
Poin Lengkap Aturan Relaksasi LTV BI
Kebijakan diterapkan pada sektor properti dan berlaku 1 Agustus 2018 melalui beberapa aspek yakni (i) pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti dan rasio FTV untuk pembiayaan properti, (ii) pelonggaran jumlah fasilitas kredit atau pembiayaan melalui mekanisme inden, serta (iii) penyesuaian pengaturan tahapan dan besaran pencairan kredit/pembiayaan.
Kebijakan diharapkan dapat mendukung kinerja sektor properti yang saat ini masih memiliki potensi akselerasi dan dampak pengganda cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Kebijakan makroprudensial ini memperkuat kebijakan makroprudensial sebelumnya terkait Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM), yang bertujuan untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan dan memperkuat manajemen likuiditas perbankan.
Kebijakan makroprudensial juga bersinergi dengan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) Rata-rata Rupiah sebagai bagian dari reformulasi kerangka operasional kebijakan moneter, yang juga bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan, serta untuk mendukung upaya pendalaman pasar keuangan.
Ketiga kebijakan tersebut akan berlaku mulai 16 Juli 2018 untuk perbankan konvensional dan mulai 1 Oktober 2018 untuk perbankan syariah.
Statement Lengkap Gubernur BI Soal Kenaikan Bunga Acuan 50 Bps
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Kebijakan tersebut tetap ditopang dengan kebijakan intervensi ganda di pasar valas dan di pasar Surat Berharga Negara serta strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank. Bank Indonesia meyakini sejumlah kebijakan yang ditempuh tersebut dapat memperkuat stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian baik domestik maupun global, untuk memperkuat respons bauran kebijakan yang perlu ditempuh.
Perry Warjiyo: Stance Moneter BI Sedikit di Atas Cenderung Ketat
Poin Relaksasi LTV BI
1. Pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti dan rasio FTV untuk pembiayaan properti.
2. Pelonggaran jumlah fasilitas kredit atau pembiayaan melalui mekanisme inden.
BI Relaksasi Ketentuan LTV
"Relaksasi kebijakan makroprudensial diterapkan pada sektor properti dan berlaku pada Agustus 2018," kata Perry.
BI Menaikkan Bunga Acuan 50 bps Jadi 5,25%
BI: Kebijakan Makroprudensial Akan Akomodatif
BI: Pertumbuhan Kredit April 2018 Capai 8,9%
BI: Tekan CAD, Koordinasi Erat Akan Dilakukan dengan Pemerintah
FOTO: Konferensi Pers RDG Juni 2018
![]() |
BI: Pertumbuhan Ekonomi 2018 Diproyeksi 5,1%-5,5%
Ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh sesuai target. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,1%-5,5%.
BI: Inflasi 2018 Diproyeksi 2,5%-4,5%
"Kedepan BI memperkirakan inflasi terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2018-2019 yaitu 3,5 plus minus 1% year on year," kata Perry.
BI Terus Stabilisasi Nilai Tukar Sesuai Fundamentalnya
Ia mengatakan rupiah melemah 5,7% year to date. Namun pelemahan ini masih terjaga dibandingkan negara lain.
"Ini kalau dibandingkan sejumlah mata uang lebih rendah. Misalnya Filipiina, Afrika Selatan, Brasil dan Turki," imbuh Perry.
Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Picu Penguatan Dolar AS
"Hal ini memicu pula pembalikan modal sehingga memperlemah banyak negara termasuk rupiah," kata Perry.
"Kondisi demikian mengharuskan banyak negara merumuskan langkah kebijakan yang tepat," imbuh Perry.
Likuditas Pasar Uang Global Mengetat
"Karena kenaikan Fed Fund Rate di AS yang lebih agresif pasca FOMC 14 Juni 2018," kata Perry Warjiyo.
Perry juga mengatakan, prospek pemulihan ekonomi global meningkatkan volume perdagangan dunia yang kemudian berdampak pada harga kmoditas yang tetap kuat.
FOTO : Konferensi Pers RDG BI Dimulai
![]() |

Poin Lengkap Aturan Relaksasi LTV BI
14:49Statement Lengkap Gubernur BI Soal Kenaikan Bunga Acuan 50 Bps
14:42Perry Warjiyo: Stance Moneter BI Sedikit di Atas Cenderung Ketat
14:29Poin Relaksasi LTV BI
14:24BI Relaksasi Ketentuan LTV
14:21BI Menaikkan Bunga Acuan 50 bps Jadi 5,25%
14:20BI: Kebijakan Makroprudensial Akan Akomodatif
14:19BI: Pertumbuhan Kredit April 2018 Capai 8,9%
14:14BI: Pertumbuhan Ekonomi 2018 Diproyeksi 5,1%-5,5%
14:12BI: Inflasi 2018 Diproyeksi 2,5%-4,5%
14:09BI Terus Stabilisasi Nilai Tukar Sesuai Fundamentalnya
14:07Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Picu Penguatan Dolar AS
14:01FOTO : Konferensi Pers RDG BI Dimulai