Rupiah Melemah, Kadin Prediksi Konsumsi Masyarakat Turun
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
29 June 2018 12:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah penguatan Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah yang sempat menyentuh Rp 14.400.
Wakil Ketua Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan penguatan Dolar AS akan paling berdampak pada impor bahan baku. Padahal, saat ini industri manufaktur sedang mengalami pertumbuhan.
"Dengan harga bahan baku naik, mau tidak mau konsumen harus menaikkan harga dan bila ini terjadi permasalahannya tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga berpengaruh terhadap ekspor kita yang daya saingnya belum terlalu bagus," tutur Shinta kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/6/2018).
Belum lagi, lanjut dia, dengan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank indonesia, konsumen tentu memangkas pengeluaran dan menaruh uang lebih banyak untuk investasi. Dengan kondisi itu, ada peluang konsumsi akan menurun.
"Tapi kita harus melihat beberapa bulan ke depan untuk melihat dampaknya," tutur Shinta.
Maka dari itu, saat ini dia menilai pemerintah harus fokus menjaga daya beli masyarakat agar tidak sampai turun. Dia mencontohkan, hal itu dapat dilakukan dengan menahan kenaikan biaya utilitas seperti listrik, air, jalan tol, dan BBM.
Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan perbaikan infrastruktur yang menurun kualitasnya. "Seperti jalan tol Cikampek yang semakin rusak dan berpengaruh terhadap waktu tempuh distribusi barang," ujar Shinta.
Lebih lanjut, dia juga menyarankan pemerintah untuk mempercepat penyelesaian infrastruktur strategis, mempercepat proses perundingan dagang yang sedang berjalan, meningkatkan penyaluran desa, dan memberikan insentif lebih luas untuk pengembangan UKM.
(dob) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Wakil Ketua Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan penguatan Dolar AS akan paling berdampak pada impor bahan baku. Padahal, saat ini industri manufaktur sedang mengalami pertumbuhan.
"Dengan harga bahan baku naik, mau tidak mau konsumen harus menaikkan harga dan bila ini terjadi permasalahannya tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga berpengaruh terhadap ekspor kita yang daya saingnya belum terlalu bagus," tutur Shinta kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/6/2018).
Maka dari itu, saat ini dia menilai pemerintah harus fokus menjaga daya beli masyarakat agar tidak sampai turun. Dia mencontohkan, hal itu dapat dilakukan dengan menahan kenaikan biaya utilitas seperti listrik, air, jalan tol, dan BBM.
Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan perbaikan infrastruktur yang menurun kualitasnya. "Seperti jalan tol Cikampek yang semakin rusak dan berpengaruh terhadap waktu tempuh distribusi barang," ujar Shinta.
Lebih lanjut, dia juga menyarankan pemerintah untuk mempercepat penyelesaian infrastruktur strategis, mempercepat proses perundingan dagang yang sedang berjalan, meningkatkan penyaluran desa, dan memberikan insentif lebih luas untuk pengembangan UKM.
(dob) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular