INDEF: Kenaikan Bunga BI Tak Mampu Selamatkan Rupiah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 June 2018 12:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dianggap tak akan mampu menyelamatkan rupiah dari keperkasaan dolar AS. Rupiah, pun diperkirakan masih akan mengalami tekanan.
Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menilai, analisa tersebut sudah terbukti pada saat bank sentral menaikkan bunga acuan sebelumnya. Meskipun sudah dua kali menaikkan bunga acuan, rupiah masih bergerak volatile.
"Terbukti ketika menghadapi fluktuasi seperti sekarang. Apalagi, triggernya dari eksternal, kenaikan bunga tidak akan ada dampak signifikan," kata Enny kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/6/2018).
Ketika rupiah mengalami tekanan, BI sebagai otoritas moneter pun mau tidak mau harus mengambil sikap. Padahal, menurut Enny, persoalan yang ada saat ini adalah adanya pesimime pelaku pasar terhadap prospek perekonomian.
"Jadi seolah-olah BI mau menunjukan sesuatu. Padahal penyebab fluktuasi ini adalah kepercayaan. Investasi portofolio ini tergantung dari kepercayaan," katanya.
Maka dari itu, BI bersama pemerintah diharapkan terus melakukan komunikasi dengan pelaku pasar untuk memberikan kepastian. Adanya ketidakpastian, tentu akan membuat minat menanamkan modal di Indonesia menjadi surut.
"Yang perlu dijaga dunia usaha, agar tidak terlalu panik dan jangan terprovokasi. Dengan begitu, akan mencapai keseimbangan lagi," katanya.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menilai, analisa tersebut sudah terbukti pada saat bank sentral menaikkan bunga acuan sebelumnya. Meskipun sudah dua kali menaikkan bunga acuan, rupiah masih bergerak volatile.
"Terbukti ketika menghadapi fluktuasi seperti sekarang. Apalagi, triggernya dari eksternal, kenaikan bunga tidak akan ada dampak signifikan," kata Enny kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/6/2018).
Maka dari itu, BI bersama pemerintah diharapkan terus melakukan komunikasi dengan pelaku pasar untuk memberikan kepastian. Adanya ketidakpastian, tentu akan membuat minat menanamkan modal di Indonesia menjadi surut.
"Yang perlu dijaga dunia usaha, agar tidak terlalu panik dan jangan terprovokasi. Dengan begitu, akan mencapai keseimbangan lagi," katanya.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular