Dolar AS Dekati Rp 14.300, Rupiah Melemah Terdalam di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 June 2018 12:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Dolar AS pun mencoba untuk menembus level baru di Rp 14.300.
Pada Kamis (28/6/2018) pukul 12:17 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.280. Rupiah melemah 0,75% dan menyentuh titik terlemah sejak Oktober 2015.
Rupiah memang dibuka melemah dan langsung menembus Rp 14.200/US$ saat pembukaan pasar. Namun seiring perjalanan, depresiasi rupiah semakin dalam. Sampai siang ini, posisi terlemah rupiah ada di Rp 14.285/US$.
Rupiah tidak sendiri karena beberapa mata uang Asia juga melemah terhadap greenback. Namun apesnya, pelemahan rupiah menjadi yang paling dalam di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS pada pukul 12:22 WIB, mengutip Reuters:
Dolar AS memang masih melanjutkan penguatannya. Pada pukul 12:26 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,04%. Sebelumnya, indeks ini sempat menguat sampai ke kisaran 0,6%.
Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif oleh The Federal Reserve/The Fed masih ampuh untuk mendorong penguatan greenback. The Fed kini bisa dibilang satu-satunya bank sentral di negara maju yang sudah terang-terangan bicara kenaikan bunga dan normalisasi kebijakan moneter.
Sementara bank sentral lain seperti European Central Bank (ECB) sepertinya baru menaikkan suku bunga acuan pada kuartal III-2019. Dolar AS semakin melaju kala Bank Sentral China, People's Bank of China (PBoC), bergerak melemahkan nilai tukar yuan.
Dalam beberapa waktu terakhir, PBoC menurunkan nilai tengah yuan dengan tujuan memperlemah mata uang ini. Langkah ini ditempuh untuk menjaga agar ekspor China tetap kompetitif di tengah perang dagang yang tengah berkecamuk. Pelaku pasar memperkirakan PBoC tidak akan mengendurkan cengkeramannya sebelum situasi membaik.
Pada Kamis (28/6/2018) pukul 12:17 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.280. Rupiah melemah 0,75% dan menyentuh titik terlemah sejak Oktober 2015.
Rupiah memang dibuka melemah dan langsung menembus Rp 14.200/US$ saat pembukaan pasar. Namun seiring perjalanan, depresiasi rupiah semakin dalam. Sampai siang ini, posisi terlemah rupiah ada di Rp 14.285/US$.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS pada pukul 12:22 WIB, mengutip Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 110,28 | -0,03 |
Yuan China | 6,61 | -0,24 |
Won Korea Selatan | 1.122,50 | -0,01 |
Dolar Taiwan | 30,58 | -0,23 |
Rupee India | 68,94 | -0,45 |
Dolar Singapura | 1,37 | -0,08 |
Ringgit Malaysia | 4,04 | -0,22 |
Baht Thailand | 33,06 | +0,03 |
Peso Filipina | 53,54 | +0,06 |
Dolar AS memang masih melanjutkan penguatannya. Pada pukul 12:26 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,04%. Sebelumnya, indeks ini sempat menguat sampai ke kisaran 0,6%.
Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif oleh The Federal Reserve/The Fed masih ampuh untuk mendorong penguatan greenback. The Fed kini bisa dibilang satu-satunya bank sentral di negara maju yang sudah terang-terangan bicara kenaikan bunga dan normalisasi kebijakan moneter.
Sementara bank sentral lain seperti European Central Bank (ECB) sepertinya baru menaikkan suku bunga acuan pada kuartal III-2019. Dolar AS semakin melaju kala Bank Sentral China, People's Bank of China (PBoC), bergerak melemahkan nilai tukar yuan.
Dalam beberapa waktu terakhir, PBoC menurunkan nilai tengah yuan dengan tujuan memperlemah mata uang ini. Langkah ini ditempuh untuk menjaga agar ekspor China tetap kompetitif di tengah perang dagang yang tengah berkecamuk. Pelaku pasar memperkirakan PBoC tidak akan mengendurkan cengkeramannya sebelum situasi membaik.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular