
RI Kalah Dagang, Rupiah Melemah Lawan Dolar Australia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 June 2018 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah di hadapan dolar Australia. Penyebabnya adalah arus devisa yang sedang memihak ke Australia.
Pada Selasa (26/6/2018) pukul 10:35 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.494,85. Rupiah melemah tipis 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Berikut perkembangan kurs dolar Australia di sejumlah bank nasional:
Dolar Australia cukup kuat dalam perdagangan hari ini. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), mata uang Negeri Kanguru mampu menguat 0,08% pada pukul 10:42 WIB.
Penguatan dolar Australia dipicu oleh kenaikan harga komoditas andalan mereka yaitu batu bara dan bijih besi. Saat ini, harga batu bara berada di US$ 108,58/metrik ton, naik signifikan 1,24%. Sementara harga bijih besi berada di US$ 66,5/metrik ton, naik tipis 0,01%.
Australia adalah produsen utama bijih besi dunia, dengan pangsa 37%. Untuk ekspor, sekitar 52% ekspor bijih besi berasal dari Australia.
Kemudian, Australia adalah eksportir batu bara terbesar dunia. Data World Economic Forum menyebutkan, ekspor batu bara Australia mencapai 389 juta metrik ton pada 2016.
Jumlah ini adalah 32,07% dari total ekspor batu bara dunia. Posisi kedua ditempati Indonesia, dengan ekspor sebesar 367 juta metrik ton (30,25%).
Kenaikan harga kedua komoditas ini membantu penguatan mata uang dolar Australia. Namun dengan tensi perang dagang yang meninggi, ekspor Australia bisa terancam dan mata uangnya pun bisa ikut melemah.
Selain itu, aliran devisa juga lebih memihak ke Australia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Australia defisit cukup besar, yaitu US$ 1,07 miliar pada periode Januari-Mei 2018. Ini tentu semakin mempersulit rupiah untuk menguat terhadap dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Selasa (26/6/2018) pukul 10:35 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.494,85. Rupiah melemah tipis 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Berikut perkembangan kurs dolar Australia di sejumlah bank nasional:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 10.351 | Rp 10.641 |
Bank BRI | Rp 10.423,50 | Rp 10.579,41 |
Bank BCA | Rp 10.340 | Rp 10.627 |
Bank Mandiri | Rp 10.265 | Rp 10.621 |
Dolar Australia cukup kuat dalam perdagangan hari ini. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), mata uang Negeri Kanguru mampu menguat 0,08% pada pukul 10:42 WIB.
Penguatan dolar Australia dipicu oleh kenaikan harga komoditas andalan mereka yaitu batu bara dan bijih besi. Saat ini, harga batu bara berada di US$ 108,58/metrik ton, naik signifikan 1,24%. Sementara harga bijih besi berada di US$ 66,5/metrik ton, naik tipis 0,01%.
Australia adalah produsen utama bijih besi dunia, dengan pangsa 37%. Untuk ekspor, sekitar 52% ekspor bijih besi berasal dari Australia.
Kemudian, Australia adalah eksportir batu bara terbesar dunia. Data World Economic Forum menyebutkan, ekspor batu bara Australia mencapai 389 juta metrik ton pada 2016.
Jumlah ini adalah 32,07% dari total ekspor batu bara dunia. Posisi kedua ditempati Indonesia, dengan ekspor sebesar 367 juta metrik ton (30,25%).
Kenaikan harga kedua komoditas ini membantu penguatan mata uang dolar Australia. Namun dengan tensi perang dagang yang meninggi, ekspor Australia bisa terancam dan mata uangnya pun bisa ikut melemah.
Selain itu, aliran devisa juga lebih memihak ke Australia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Australia defisit cukup besar, yaitu US$ 1,07 miliar pada periode Januari-Mei 2018. Ini tentu semakin mempersulit rupiah untuk menguat terhadap dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular