
Minim Sentimen Positif, IHSG Melemah 0,45%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 June 2018 12:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,45% sampai dengan akhir sesi 1 ke level 5.796,38. Pelemahan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei melemah 0,97%, indeks Hang Seng melemah 0,27%, dan indeks Strait Times melemah 0,44%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,58 triliun dengan volume sebanyak 4,44 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 222.996 kali.
Isu perang dagang yang masih kental terasa membuat investor belum berani menyentuh saham-saham di Indonesia. Berdasarkan CNBC Global CFO Council quarterly survey periode kuartal-II 2018, ketidakpastian di bidang perdagangan telah menjadi risiko utama bagi korporasi. Sasaran dari survei ini adalah para CFO dari perusahaan terkemuka di dunia seperti Facebook, Starbucks, dan PayPal.
Dari survei tersebut, sebanyak 58,1% responden menganggap bahwa kebijakan dagang AS akan membawa dampak negatif bagi perusahaan mereka dalam waktu 6 bulan ke depan; 9,3% CFO mengatakan dampaknya akan 'sangat negatif'.
Kemudian, rupiah juga sempat tertekan sampai titik terlemahnya di level Rp 14.105/dolar AS, sebelum kemudian berbalik menguat ke level Rp 14.095/dolar AS (0,02% dibandingkan penutupan kemarin, 21/6/2018).
Dolar AS memang kembali berada dalam posisi yang perkasa; indeks dolar AS menguat 0,08% ke level 94,819. Persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve sebanyak 4 kali kembali menyeruak pasca rilis data tenaga kerja yang menggembirakan. Klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 16 Juni tercatat di level 218.000, lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang sebesar 220.000.
Bisa jadi, penguatan rupiah didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI).
Namun, rupiah yang sempat melemah telah berhasil memaksa investor asing untuk melakukan jual bersih sebesar Rp 455,76 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 132,5 miliar), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 55,5 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 44,1 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 34,2 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 33,1 miliar).
(ank/hps) Next Article Pekan Terburuk, Bursa Saham Global Ambruk
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,58 triliun dengan volume sebanyak 4,44 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 222.996 kali.
Isu perang dagang yang masih kental terasa membuat investor belum berani menyentuh saham-saham di Indonesia. Berdasarkan CNBC Global CFO Council quarterly survey periode kuartal-II 2018, ketidakpastian di bidang perdagangan telah menjadi risiko utama bagi korporasi. Sasaran dari survei ini adalah para CFO dari perusahaan terkemuka di dunia seperti Facebook, Starbucks, dan PayPal.
Kemudian, rupiah juga sempat tertekan sampai titik terlemahnya di level Rp 14.105/dolar AS, sebelum kemudian berbalik menguat ke level Rp 14.095/dolar AS (0,02% dibandingkan penutupan kemarin, 21/6/2018).
Dolar AS memang kembali berada dalam posisi yang perkasa; indeks dolar AS menguat 0,08% ke level 94,819. Persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve sebanyak 4 kali kembali menyeruak pasca rilis data tenaga kerja yang menggembirakan. Klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 16 Juni tercatat di level 218.000, lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang sebesar 220.000.
Bisa jadi, penguatan rupiah didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI).
Namun, rupiah yang sempat melemah telah berhasil memaksa investor asing untuk melakukan jual bersih sebesar Rp 455,76 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 132,5 miliar), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 55,5 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 44,1 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 34,2 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 33,1 miliar).
(ank/hps) Next Article Pekan Terburuk, Bursa Saham Global Ambruk
Most Popular