Dolar AS Limbung Kena Ambil Untung, Rupiah Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2018 08:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini. Reli dolar AS yang terhenti mampu dimanfaatkan dengan baik oleh rupiah untuk mencetak apresiasi.
Pada Jumat (22/6/2018), US$ 1 pada pembukaan pasar spot berada di Rp 14.090. Rupiah menguat 0,06 dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan pasar, rupiah terus menguat. Pada pukul 08:18 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 14.085, atau melemah 0,09%.
Rupiah mampu memanfaatkan peluang dari terhentinya tren penguatan greenback. Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) melemah 0,08%.
Pelemahan dolar disebabkan aksi ambil untung yang dilakukan investor. Pasalnya, dolar AS sudah menguat lebih dari sepekan, hingga telah menghasilkan akumulasi keuntungan yang lumayan.
Ambil untung ini dipicu oleh data yang kurang menggembirakan. The Federal Reserve/The Fed Philadelphia merilis indeks aktivitas bisnis wilayah Mid-Atlantik, yang pada Juni tercatat 19,9. Turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 34,4. Penurunan ini terjadi saat perang dagang AS-China memanas.
Selain itu, investor juga mengapresiasi perkembangan di Inggris. Bank Sentral Inggris, Bank of England (BoE), memang masih menahan suku bunga acuan di 0,5% dalam rapat yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia. Namun peluang untuk kenaikan pada Agustus dirasa semakin besar.
Penyebabnya adalah Andy Haldane, Kepala Ekonom BoE, yang duduk sebagai salah satu anggota komite voting. Haldane dikenal sebagai sosok yang hawkish sehingga kemungkinan suku bunga acuan naik menjadi 0,75% pada Agustus menjadi kian terbuka.
Pada pertemuan kemarin, tiga dari sembilan anggota komite voting memilih menaikkan suku bunga. Anggota yang memilih kenaikan suku bunga bertambah satu orang dari rapat bulan lalu. Artinya kenaikan suku bunga acuan di Negeri Rati Elizabeth sudah semakin dekat.
Dua sentimen itu menjadi pelatuk yang membuat investor memilih untuk merealisasikan keuntungan. Akibatnya, dolar AS pun mulai limbung.
Pada Jumat (22/6/2018), US$ 1 pada pembukaan pasar spot berada di Rp 14.090. Rupiah menguat 0,06 dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan pasar, rupiah terus menguat. Pada pukul 08:18 WIB, dolar AS diperdagangkan di Rp 14.085, atau melemah 0,09%.
Pelemahan dolar disebabkan aksi ambil untung yang dilakukan investor. Pasalnya, dolar AS sudah menguat lebih dari sepekan, hingga telah menghasilkan akumulasi keuntungan yang lumayan.
Ambil untung ini dipicu oleh data yang kurang menggembirakan. The Federal Reserve/The Fed Philadelphia merilis indeks aktivitas bisnis wilayah Mid-Atlantik, yang pada Juni tercatat 19,9. Turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 34,4. Penurunan ini terjadi saat perang dagang AS-China memanas.
Selain itu, investor juga mengapresiasi perkembangan di Inggris. Bank Sentral Inggris, Bank of England (BoE), memang masih menahan suku bunga acuan di 0,5% dalam rapat yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia. Namun peluang untuk kenaikan pada Agustus dirasa semakin besar.
Penyebabnya adalah Andy Haldane, Kepala Ekonom BoE, yang duduk sebagai salah satu anggota komite voting. Haldane dikenal sebagai sosok yang hawkish sehingga kemungkinan suku bunga acuan naik menjadi 0,75% pada Agustus menjadi kian terbuka.
Pada pertemuan kemarin, tiga dari sembilan anggota komite voting memilih menaikkan suku bunga. Anggota yang memilih kenaikan suku bunga bertambah satu orang dari rapat bulan lalu. Artinya kenaikan suku bunga acuan di Negeri Rati Elizabeth sudah semakin dekat.
Dua sentimen itu menjadi pelatuk yang membuat investor memilih untuk merealisasikan keuntungan. Akibatnya, dolar AS pun mulai limbung.
Next Page
Pasar Indonesia Mulai 'Panas'
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular