
Di Eropa, Dolar AS Digdaya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 June 2018 10:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Eropa masih dalam tren tertekan. Kebijakan bank sentral yang masih abu-abu membuat mata uang Benua Biru kurang bensin untuk melaju.
Pada Rabu (20/6/2018) pukul 09:55 WIB, euro melemah 0,06% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara poundsterling melemah 0,14%.
Sentimen negatif bagi euro datang dari forum European Central Bank (ECB) di Sintra, Portugal. Dalam forum tersebut, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya masih akan sabar menanti sebelum menaikkan suku bunga acuan. Saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%.
"Kami akan tetap sabar untuk menentukan waktu kapan menaikkan suku bunga. Kemudian, penyesuaian kebijakan moneter setelah itu juga akan dilakukan secara gradual," kata Draghi dalam forum ECB di Sintra, dikutip dari Reuters.
Philip Lane, Kepala Bank Sentral Irlandia, menambahkan bahkan untuk mengakhiri stimulus fiskal pun ECB mungkin akan berpikir berulang kali. Sebagai informasi, dalam rapat edisi Juni ECB memutuskan untuk mengurangi dosis stimulus moneter melalui pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) dan akan mengakhiri kebijakan tersebut pada Desember 2018.
Hingga sekarang, ECB masih memborong surat berharga senilai 30 miliar euro (Rp 490,62 triliun) setiap bulannya. Namun mulai September, nilainya akan dikurangi setengahnya sebelum selesai pada akhir tahun.
"Namun, sepertinya akan dibutuhkan shock besar sebelum ECB tergerak untuk mengubah keputusan soal pembelian surat berharga. Sepertinya kebijakan ini tidak akan berakhir dengan mudah," kata Lane, mengutip Reuters.
Ketidakpastian arah kebijakan moneter ECB membuat euro lagi-lagi 'dihukum' oleh pasar. Euro mengalami tekanan jual, dan sebagian investor beralih ke greenback.
Pada Rabu (20/6/2018) pukul 09:55 WIB, euro melemah 0,06% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara poundsterling melemah 0,14%.
![]() |
Sentimen negatif bagi euro datang dari forum European Central Bank (ECB) di Sintra, Portugal. Dalam forum tersebut, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya masih akan sabar menanti sebelum menaikkan suku bunga acuan. Saat ini suku bunga refinancing masih bertahan di 0%, sementara lending facility dan deposit facility masing-masing 0,25% dan 0,4%.
Philip Lane, Kepala Bank Sentral Irlandia, menambahkan bahkan untuk mengakhiri stimulus fiskal pun ECB mungkin akan berpikir berulang kali. Sebagai informasi, dalam rapat edisi Juni ECB memutuskan untuk mengurangi dosis stimulus moneter melalui pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) dan akan mengakhiri kebijakan tersebut pada Desember 2018.
Hingga sekarang, ECB masih memborong surat berharga senilai 30 miliar euro (Rp 490,62 triliun) setiap bulannya. Namun mulai September, nilainya akan dikurangi setengahnya sebelum selesai pada akhir tahun.
"Namun, sepertinya akan dibutuhkan shock besar sebelum ECB tergerak untuk mengubah keputusan soal pembelian surat berharga. Sepertinya kebijakan ini tidak akan berakhir dengan mudah," kata Lane, mengutip Reuters.
Ketidakpastian arah kebijakan moneter ECB membuat euro lagi-lagi 'dihukum' oleh pasar. Euro mengalami tekanan jual, dan sebagian investor beralih ke greenback.
Next Page
Investor Masih Enggan Masuk ke Inggris
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular