Perang Dagang Tekan Harga Komoditas, Tak Terkecuali CPO
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 June 2018 15:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) turun cukup tajam pada perdagangan hari ini. Harga komoditas secara umum memang tengah mengalami koreksi, disebabkan drama terbaru perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China.
Pada Selasa (19/6/2018) pukul 15:14 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia berada di MYR 2.263/metrik ton. Turun 1,73% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Hari ini, harga komoditas pada umumnya sedang terkoreksi. Tidak hanya CPO, berikut harga sejumlah komoditas yang mengalami penurunan, mengutip data Reuters pada pukul 15:30 WIB:
Penyebab anjloknya harga komoditas adalah perang dagang AS vs China yang memasuki babak baru. Setelah akhir pekan lalu mengumumkan bea masuk 25% bagi 818 produk China, kini Presiden AS Donald Trump akan menambah lagi kebijakan proteksi perdagangan.
Kali ini, Trump mengancam akan mengenakan bea masuk 10% bagi berbagai produk asal Negeri Tirai Bambu. Ancaman ini muncul setelah China membalas perlakuan AS dengan menerapkan bea masuk 25% bagi 659 produk Negeri Paman Sam.
"Setelah proses legal-formal selesai, maka bea masuk ini akan berlaku efektif bila China tidak mengubah kebijakannya. Jika diperlukan, maka kami akan memberlakukan bea masuk tambahan lainnya," tegas Trump, dikutip dari Reuters.
Menghadapi ancaman Trump, Beijing tidak gentar. Kementerian Perdagangan China menegaskan pemerintah akan melawan balik.
"Tindakan AS adalah bentuk penekanan dan pemerasan, menyalahi keputusan bersama yang dibuat kedua pihak di beberapa kesempatan. Ini adalah kekecewaan bagi dunia. AS telah memulai perang dagang yang tidak hanya melukai rakyat China dan AS, tetapi seluruh dunia," tegas pernyataan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Perang dagang akan menghambat arus perdagangan dunia, dan mengancam pertumbuhan ekonomi. Kala kedua hal ini terancam, maka investor berpersepsi permintaan komoditas akan turun. Pemintaan yang turun direspons dengan penurunan harga.
Selain perang dagang, investor juga menantikan rilis data ekspor CPO periode 1-20 Juni. Pasalnya selama 1-15 Juni, ekspor CPO Malaysia turun 7,2% ke 500.197 ton, menurut data AmSpec Agri. Investor cemas ekspor kembali turun pada periode 1-20 Juni, sehingga belum berani masuk ke komoditas ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga CPO Amblas, Asa Pekerja Sawit Tak Pernah Pupus
Pada Selasa (19/6/2018) pukul 15:14 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia berada di MYR 2.263/metrik ton. Turun 1,73% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Hari ini, harga komoditas pada umumnya sedang terkoreksi. Tidak hanya CPO, berikut harga sejumlah komoditas yang mengalami penurunan, mengutip data Reuters pada pukul 15:30 WIB:
Komoditas | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Minyak light sweet (US$/Barel) | 65,38 | -0,87 |
Minyak brent (US$/Barel) | 75,01 | -0,64 |
Batu bara (US$/Metrik Ton) | 110,62 | -0,18 |
Tembaga (US$/Pound) | 3,06 | -1,56 |
Timah | 20.505 | -1,42 |
Kedelai (US$/Bushel) | 882,21 | -2,70 |
Gandum (US$/Bushel) | 481,71 | -1,84 |
Kakao (US$/Metrik Ton) | 2.509 | -1,69 |
Karet (JPY/Kg) | 156,40 | -2,62 |
Penyebab anjloknya harga komoditas adalah perang dagang AS vs China yang memasuki babak baru. Setelah akhir pekan lalu mengumumkan bea masuk 25% bagi 818 produk China, kini Presiden AS Donald Trump akan menambah lagi kebijakan proteksi perdagangan.
"Setelah proses legal-formal selesai, maka bea masuk ini akan berlaku efektif bila China tidak mengubah kebijakannya. Jika diperlukan, maka kami akan memberlakukan bea masuk tambahan lainnya," tegas Trump, dikutip dari Reuters.
Menghadapi ancaman Trump, Beijing tidak gentar. Kementerian Perdagangan China menegaskan pemerintah akan melawan balik.
"Tindakan AS adalah bentuk penekanan dan pemerasan, menyalahi keputusan bersama yang dibuat kedua pihak di beberapa kesempatan. Ini adalah kekecewaan bagi dunia. AS telah memulai perang dagang yang tidak hanya melukai rakyat China dan AS, tetapi seluruh dunia," tegas pernyataan tertulis Kementerian Perdagangan China.
Perang dagang akan menghambat arus perdagangan dunia, dan mengancam pertumbuhan ekonomi. Kala kedua hal ini terancam, maka investor berpersepsi permintaan komoditas akan turun. Pemintaan yang turun direspons dengan penurunan harga.
Selain perang dagang, investor juga menantikan rilis data ekspor CPO periode 1-20 Juni. Pasalnya selama 1-15 Juni, ekspor CPO Malaysia turun 7,2% ke 500.197 ton, menurut data AmSpec Agri. Investor cemas ekspor kembali turun pada periode 1-20 Juni, sehingga belum berani masuk ke komoditas ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga CPO Amblas, Asa Pekerja Sawit Tak Pernah Pupus
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular