
Naik 990%, Ini Dia Saham Paling Cuan Sepanjang 2018
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 June 2018 14:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) sukses mengokohkan diri sebagai saham dengan imbal hasil paling tinggi sepanjang tahun 2018.
Pada akhir 2017, satu unit saham PCAR dihargai sebesar Rp 254. Kini, satu unit saham PCAR dihargai hingga Rp Rp 2.770. Imbal hasil yang diberikan saham PCAR lantas mencapai 990,6%.
Mengutip Reuters, emiten ini bergerak di bidang pemrosesan dan distribusi produk-produk makanan laut. Beberapa produk dari PCAR di antaranya daging kepiting, udang segar, ikan segar, dan produk makanan laut beku seperti tuna dan fillet ikan. Fasilitas produksi perusahaan berada di wilayah Semarang, Indramayu, dan Makassar.
Memulai debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Desember 2017 silam, PCAR menjadi emiten pengolah rajungan pertama yang melantai di bursa saham. Kala itu, perusahaan melepas sebanyak 466.666.700 saham atau setara dengan 40% dari total saham perusahaan. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO adalah senilai Rp 72,33 miliar. Pada perdagangan perdananya di BEI, harga saham PCAR langsung melesat hingga 69,3%.
Positifnya kinerja perusahaan menjadi dasar utama dari kenaikan harga sahamnya yang begitu kencang.
Bottom line perusahaan yang berbalik 180 derajat ini dipicu oleh melonjaknya angka penjualan. Pada tahun 2016, penjualan perusahaan tercatat sebesar Rp 66,5 miliar. Penjualan perusahaan lantas meroket menjadi Rp 135,4 miliar pada tahun berikutnya atau naik hingga 103,6%.
Ekspor merupakan pasar yang penting bagi perusahaan. Pada tahun 2017, sebanyak 98% dari total penjualan perusahaan atau setara dengan Rp 132,6 miliar merupakan ekspor. Pemulihan ekonomi global nampak telah mendorong permintaan atas barang-barang produksi perusahaan.
Prospek 2018
Memasuki tahun 2018, prospek dari kinerja perusahaan nampaknya masih menarik.
Kemudian, penjulan perusahaan berpotensi terdongkrak oleh pelemahan rupiah. Kala rupiah melemah, produk-produk ekspor asal Indonesia akan menjadi lebih kompetitif sehingga akan menambah daya tariknya di mata pembeli internasional.
Sepanjang tahun ini, faktor domestik dan eksternal telah membuat rupiah melemah hingga 2,65% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Tutup Satu Pabrik, Target Ekspor Emiten Rajungan ini Turun
Pada akhir 2017, satu unit saham PCAR dihargai sebesar Rp 254. Kini, satu unit saham PCAR dihargai hingga Rp Rp 2.770. Imbal hasil yang diberikan saham PCAR lantas mencapai 990,6%.
Mengutip Reuters, emiten ini bergerak di bidang pemrosesan dan distribusi produk-produk makanan laut. Beberapa produk dari PCAR di antaranya daging kepiting, udang segar, ikan segar, dan produk makanan laut beku seperti tuna dan fillet ikan. Fasilitas produksi perusahaan berada di wilayah Semarang, Indramayu, dan Makassar.
Positifnya kinerja perusahaan menjadi dasar utama dari kenaikan harga sahamnya yang begitu kencang.
Pada tahun 2016, kerugian perusahaan tercatat sebesar Rp 10,4 miliar, turun sebesar 25,2% dibandingkan kerugian tahun 2015 yang sebesar Rp 13,9 miliar. Kemudian pada tahun 2017, perusahaan justru bisa membukukan untung walaupun tipis saja senilai Rp 370 juta. Namun, mengingat pada tahun 2016 kerugian perusahaan masih sebesar Rp 10,4 miliar, hal tersebut tentu dapat dikatakan impresif.
Bottom line perusahaan yang berbalik 180 derajat ini dipicu oleh melonjaknya angka penjualan. Pada tahun 2016, penjualan perusahaan tercatat sebesar Rp 66,5 miliar. Penjualan perusahaan lantas meroket menjadi Rp 135,4 miliar pada tahun berikutnya atau naik hingga 103,6%.
Ekspor merupakan pasar yang penting bagi perusahaan. Pada tahun 2017, sebanyak 98% dari total penjualan perusahaan atau setara dengan Rp 132,6 miliar merupakan ekspor. Pemulihan ekonomi global nampak telah mendorong permintaan atas barang-barang produksi perusahaan.
Prospek 2018
Memasuki tahun 2018, prospek dari kinerja perusahaan nampaknya masih menarik.
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi tahun ini akan tumbuh sebesar 3,1%, sama dengan estimasi mereka atas pertumbuhan ekonomi tahun lalu. Ekonomi dunia yang masih akan mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi berpotensi menjaga permintaan atas produk-produk perusahaan.
Kemudian, penjulan perusahaan berpotensi terdongkrak oleh pelemahan rupiah. Kala rupiah melemah, produk-produk ekspor asal Indonesia akan menjadi lebih kompetitif sehingga akan menambah daya tariknya di mata pembeli internasional.
Sepanjang tahun ini, faktor domestik dan eksternal telah membuat rupiah melemah hingga 2,65% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Tutup Satu Pabrik, Target Ekspor Emiten Rajungan ini Turun
Most Popular