Pertemuan Trump-Kim Tak Mampu Dongkrak Indeks Kospi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 June 2018 13:41
Indeks Kospi dututup anjlok 1,84% pada perdagangan hari ini ke level 2.423,48.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Kospi dututup anjlok 1,84% pada perdagangan hari ini ke level 2.423,48. Aura persahabatan yang timbul dari pertemuan bersejarah antara Donald Trump dengan Kim Jong Un belum mampu mengangkat kinerja indeks saham utama Korea Selatan tersebut.

Terhitung sejak pertemuan berlangsung pada 12 Juni kemarin, indeks Kospi belum pernah menguat. Walaupun ada sinyal positif dari pertemuan Trump-Kim, kurangnya detil-detil mengenai rencana denuklirisasi oleh Korea Utara nampak telah membuat investor berpikir ulang mengenai masa depan perdamaian dunia. Pasalnya, Korea Utara mempunyai sejarah mengingkari perjanjian serupa di masa lalu.

Lebih lanjut, potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh the Federal Reserve ikut membebani bursa saham Negeri Ginseng. Rencana kenaikan suku bunga acuan nan agresif ini terungkap saat the Fed mengumumkan hasil pertemuannya pada dini hari tadi.

Dot plot (proyeksi tingkat suku bunga dari masing-masing anggota FOMC) kini semakin mengarah ke atas. Pada pertemuan bulan Maret, median dari dot plot masih mantap berada di level 2-2,25% pada akhir tahun, menandakan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini.

Namun, kini mediannya sudah berada di 2,25-2,5%, mengindikasikan kenaikan sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini (4 kali secara keseluruhan).

Masalahnya, jika the Fed kelewat agresif menaikkan suku bunga acuan, bukan tak mungkin hal tersebut mungkin akan 'mematikan' ekonomi Negeri Paman Sam. Apalagi, risiko perang dagang masih mengintai pasca pertemuan negara-negara anggota G7 yang jauh dari kata mulus.

Terakhir, investor juga nampak bermain aman sembari menantikan rilis data tingkat pengangguran yang rencananya akan diumumkan esok hari (15/6/2018).
(hps) Next Article Karena Trump-Kim, Indeks Kospi Pimpin Pelemahan Bursa Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular