
Melemah Hingga 1,85%, IHSG Koreksi Paling Dalam di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 June 2018 16:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,85% pada perdagangan terakhir menjelang libur panjang ke level 5.993,63. Jika dibandingkan dengan bursa saham lainnya di kawasan Asia, nasib IHSG jadi yang paling dalam koreksinya.
Indeks Nikkei turun 0,56%, indeks Shanghai turun 1,36%, indeks Hang Seng turun 1,76%, indeks Strait Times turun 1,02%, indeks Kospi turun 0,77%, indeks SET (Thailand) turun 0,49%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,2%.
Dari sisi eksternal, IHSG dihantak oleh suramnya prospek dari pertemuan pimpinan-pimpinan negara anggota G7. Menjelang pertemuan tersebut, Trump melalui postingannya di akun media sosial Twitter mengungkapkan kekesalannya terhadap kebijakan dagang Kanada dan Prancis.
"Tolong katakan kepada Perdana Menteri Trudeau dan Presiden Macron bahwa mereka mengenakan tarif yang begitu besar terhadap (produk-produk ekspor) AS dan menciptakan penghalang-penghalang non-moneter. Surplus dagang Uni Eropa dengan AS adalah sebesar US$ 151 miliar dan Kanada telah mengisolasi petani dan pekerja-pekerja kita lainnya. Menantikan pertemuan dengan mereka besok," ujar Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Jika friksi di bidang perdagangan antara AS dengan negara-negara sekutunya tak bisa diselesaikan dalam pertemuan ini, maka kecil kemungkinan masalah ini akan bisa dituntaskan dalam waktu yang relatif singkat. Mengingat bea masuk sudah mulai diberlakukan, maka pemulihan ekonomi dunia kini menjadi taruhannya.
Dari dalam negeri, pelemahan rupiah menjadi momok bagi bursa saham. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah hingga 0,43% di pasar spot ke level Rp 13.925/dolar AS.
Pada saat rupiah melemah signifikan seperti yang kita lihat saat ini, timbul persepsi bahwa rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) akan naik seperti pada tahun 2015 silam. Kenaikan rasio NPL akan berdampak negatif bagi profitabilitas perbankan lantaran ada pencadangan yang harus disiapkan oleh mereka.
Saham-saham emiten perbankan pun dilepas pelaku pasar yang mendorong indeks sektor jasa keuangan anjlok hingga 3,03% dan menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham emiten perbankan yang dilepas investor diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,98%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 5,76%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 4,73%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,16%.
Seiring dengan rupiah yang melemah signifikan, investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 2,45 triliun. Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 412,9 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 391,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 242,9 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 183,2 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 166,6 miliar).
Selain itu, rilis data penjualan ritel yang mengecewakan juga menekan laju IHSG. Sepanjang April, Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel hanya tumbuh sebesar 4,1% secara year-on-year (YoY). Walaupun meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2,5% YoY, nilainya masih lebih rendah jika dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 4,2% YoY
Hal ini berarti pertumbuhan penjualan ritel sepanjang 4 bulan pertama tahun ini selalu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan ritel bulan Mei 2018 tercatat sebesar 4,4% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian Mei 2017 yang sebesar 4,3% YoY. Padahal, bulan puasa tahun ini sudah dimulai sejak pertengahan Mei, sementara bulan puasa tahun lalu baru dimulai pada akhir Mei.
Data penjualan ritel tersebut lantas menunjukkan jika konsumsi masyrakat Indonesia masih berada dalam tekanan.
Melihat data bulan April lebih jauh, salah satu komponen yang mendapat tekanan adalah makanan, minuman & tembakau. Penjualan barang-barang ini hanya tumbuh sebesar 7,7% YoY pada April 2018, lebih rendah dari capaian April 2017 yang sebesar 8,4% YoY.
Akibatnya, saham-saham sektor barang konsumsi menjadi sasaran empuk bagi investor untuk melakukan aksi jual; sektor barang konsumsi melemah 1,61%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar kedua bagi pelemahan IHSG. Saham-saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor hari ini diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,62%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,73%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-7,17%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,67%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,11%).
(ank/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Indeks Nikkei turun 0,56%, indeks Shanghai turun 1,36%, indeks Hang Seng turun 1,76%, indeks Strait Times turun 1,02%, indeks Kospi turun 0,77%, indeks SET (Thailand) turun 0,49%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,2%.
Dari sisi eksternal, IHSG dihantak oleh suramnya prospek dari pertemuan pimpinan-pimpinan negara anggota G7. Menjelang pertemuan tersebut, Trump melalui postingannya di akun media sosial Twitter mengungkapkan kekesalannya terhadap kebijakan dagang Kanada dan Prancis.
Jika friksi di bidang perdagangan antara AS dengan negara-negara sekutunya tak bisa diselesaikan dalam pertemuan ini, maka kecil kemungkinan masalah ini akan bisa dituntaskan dalam waktu yang relatif singkat. Mengingat bea masuk sudah mulai diberlakukan, maka pemulihan ekonomi dunia kini menjadi taruhannya.
Dari dalam negeri, pelemahan rupiah menjadi momok bagi bursa saham. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah hingga 0,43% di pasar spot ke level Rp 13.925/dolar AS.
Pada saat rupiah melemah signifikan seperti yang kita lihat saat ini, timbul persepsi bahwa rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) akan naik seperti pada tahun 2015 silam. Kenaikan rasio NPL akan berdampak negatif bagi profitabilitas perbankan lantaran ada pencadangan yang harus disiapkan oleh mereka.
Saham-saham emiten perbankan pun dilepas pelaku pasar yang mendorong indeks sektor jasa keuangan anjlok hingga 3,03% dan menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham emiten perbankan yang dilepas investor diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,98%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 5,76%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 4,73%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,16%.
Seiring dengan rupiah yang melemah signifikan, investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 2,45 triliun. Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 412,9 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 391,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 242,9 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 183,2 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 166,6 miliar).
Selain itu, rilis data penjualan ritel yang mengecewakan juga menekan laju IHSG. Sepanjang April, Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel hanya tumbuh sebesar 4,1% secara year-on-year (YoY). Walaupun meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2,5% YoY, nilainya masih lebih rendah jika dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 4,2% YoY
Hal ini berarti pertumbuhan penjualan ritel sepanjang 4 bulan pertama tahun ini selalu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan ritel bulan Mei 2018 tercatat sebesar 4,4% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian Mei 2017 yang sebesar 4,3% YoY. Padahal, bulan puasa tahun ini sudah dimulai sejak pertengahan Mei, sementara bulan puasa tahun lalu baru dimulai pada akhir Mei.
Data penjualan ritel tersebut lantas menunjukkan jika konsumsi masyrakat Indonesia masih berada dalam tekanan.
Melihat data bulan April lebih jauh, salah satu komponen yang mendapat tekanan adalah makanan, minuman & tembakau. Penjualan barang-barang ini hanya tumbuh sebesar 7,7% YoY pada April 2018, lebih rendah dari capaian April 2017 yang sebesar 8,4% YoY.
Akibatnya, saham-saham sektor barang konsumsi menjadi sasaran empuk bagi investor untuk melakukan aksi jual; sektor barang konsumsi melemah 1,61%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar kedua bagi pelemahan IHSG. Saham-saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor hari ini diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,62%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,73%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-7,17%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-1,67%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,11%).
(ank/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular