Usai Libur Lebaran, Begini Ramalan Nilai Rupiah Bergerak

Hidayat Setiaji & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 June 2018 12:52
Usai LIbur Lebaran, Rupiah Kemungkinan Melemah
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Setelah hari ini, pasar keuangan Indonesia akan libur cuti bersama menyambut Hari Raya Idul Fitri. Pasar tidak beroperasi sekira 10 hari. 

Padahal, pada masa libur itu terdapat sejumlah peristiwa penting. Setidaknya ada dua agenda besar yang sangat menentukan arah pasar. 

Pertama adalah rapat Federal Open Market Committe (FOMC) pada 12-13 Juni. Dalam rapat tersebut, pasar sudah berekspektasi The Federal Reserve/The Fed akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Probabilitas kenaikan 25 basis poin tersebut mencapai 91,3%, menurut CME Fedwatch. 

Kedua masih dari bank sentral. Pada 14 Juni, Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) juga menggelar rapat untuk menentukan suku bunga acuan dan arah kebijakan moneter. Kemarin, Kepala Ekonom ECB Michael Praet mengatakan bahwa laju inflasi di Benua Biru sudah searah dengan target.

Oleh karena itu, ECB mulai mempertimbangkan untuk mengurangi dosis stimulus moneter dengan pembelian surat-surat berharga (quantitative easing). Ada kemungkinan pengurangan quantitative easing ini akan diumumkan pada rapat bulan ini. 

Dua agenda besar tersebut sangat dinantikan dan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Namun saat pertemuan The Fed dan ECB berlangsung, pasar Indonesia sedang libur sehingga dampaknya tidak akan langsung terasa. 

Namun akan menjadi menarik untuk membaca arah pergerakan rupiah begitu pasar dibuka kembali pada 20 Juni. Yang jelas, kemungkinan pasar akan agak jetlag dan butuh waktu untuk mencari pegangan. 

Tim Riset CNBC Indonesia mencoba untuk memperkirakan arah pergerakan rupiah menggunakan analisis teknikal. Untuk perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan ditutup melemah. Meski demikian, dolar AS sepertinya belum menembus Rp 14.000, posisi penutupan diperkirakan tidak lebih dari Rp 13.975. 

Sementara untuk perdagangan saat pasar dibuka kembali setelah cuti bersama Idul Fitri, kemungkinan rupiah akan melemah. Pasalnya, saat itu indikator stochastic sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli rupiah. Kemudian indikator MACD menunjukkan buy dolar AS atau sell rupiah. 

Saat itu, level resistance rupiah berada Rp 14.200/US$. Namun, sepertinya Bank Indonesia (BI) akan menjaga agar rupiah maksimal di kisaran Rp 14.100/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular