
Ekspor Bijih Besi Dorong Penguatan Dolar Australia
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 June 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak melemah pada perdagangan menjelang siang hari ini. Pelemahan ini disebabkan aliran modal asing yang keluar dari pasar saham Indonesia.
Pada Jumat (08/06/2018) pukul 11:15 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.584,25. Rupiah melemah 0,12% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah mendorong harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional semakin mantap diatas Rp 10.700. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:05 WIB:
Rupiah mendapat sentimen negatif seiring dengan aksi jual bersih oleh investor asing di bursa saham. Hingga pukul 11:08 WIB, aliran dana asing yang keluar dari bursa mencapai Rp 462,67 miliar.
Kondisi ini terjadi menjelang libur panjang lebaran. Investor cenderung melakukan profit taking dengan menjual aset-aset berbasis rupiah yang mereka miliki dan mengalihkannya ke instrumen lain di luar Indonesia.
Selain itu, Australia mendapat sentimen positif dari kenaikan impor bijih besi (iron ore) China. Komoditas ini merupakan salah satu andalan ekspor Australia.
Mengutip Reuters, China mengimpor 94,14 juta ton bijih besi pada Mei 2018. Naik 13,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Terhadap periode yang sama pada 2017, ada pertumbuhan 2,86%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Jumat (08/06/2018) pukul 11:15 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.584,25. Rupiah melemah 0,12% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Pelemahan rupiah mendorong harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional semakin mantap diatas Rp 10.700. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:05 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.382,00 | Rp 10.739,00 |
Bank BNI | Rp 10.441,00 | Rp 10.731,00 |
Bank BRI | Rp 10.509,26 | Rp 10.709,42 |
Bank BCA | Rp 10.432,00 | Rp 10.725,00 |
Rupiah mendapat sentimen negatif seiring dengan aksi jual bersih oleh investor asing di bursa saham. Hingga pukul 11:08 WIB, aliran dana asing yang keluar dari bursa mencapai Rp 462,67 miliar.
Kondisi ini terjadi menjelang libur panjang lebaran. Investor cenderung melakukan profit taking dengan menjual aset-aset berbasis rupiah yang mereka miliki dan mengalihkannya ke instrumen lain di luar Indonesia.
Selain itu, Australia mendapat sentimen positif dari kenaikan impor bijih besi (iron ore) China. Komoditas ini merupakan salah satu andalan ekspor Australia.
Mengutip Reuters, China mengimpor 94,14 juta ton bijih besi pada Mei 2018. Naik 13,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Terhadap periode yang sama pada 2017, ada pertumbuhan 2,86%.
Porsi bijih besi terhadap total ekspor Australia adalah 16,8%. Sementara China juga merupakan mitra dagang utama Australia dengan pangsa pasar 29,6%.
Meningkatnya impor bijih besi China tentu menguntungkan Australia sebagai salah satu pemasok utama dunia. Derasnya ekspor bijih besi memberi gambaran aliran devisa ke Australia meningkat. Sentimen ini memberi dorongan bagi dolar Australia untuk menguat.
Meningkatnya impor bijih besi China tentu menguntungkan Australia sebagai salah satu pemasok utama dunia. Derasnya ekspor bijih besi memberi gambaran aliran devisa ke Australia meningkat. Sentimen ini memberi dorongan bagi dolar Australia untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular