Rupiah Terpuruk, IHSG Tipiskan penguatannya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 June 2018 10:21
Sempat dibuka menguat 0,35%, IHSG kini mulai bergerak turun, seiring dengan terpuruknya nilai tukar rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka menguat 0,35%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini mulai bergerak turun. Sampai dengan berita ini diturunkan, penguatan IHSG tersisa 0,25%. Pelemahan rupiah menjadi penyebabnya. Kini, rupiah diperdagangkan melemah 0,17% ke level Rp 13.873/dolar AS di pasar spot.

Pelemahan rupiah berhasil memaksa investor asing untuk melakukan aksi jual, dengan nilai bersih sebesar Rp 81,6 miliar. Padahal, pada menit-menit awal perdagangan, investor asing masih membukukan beli bersih senilai sekitar Rp 8 miliar. Memang, ketika rupiah melemah berinvestasi dalam aset-aset berdenominasi rupiah menjadi kurang menarik, lantaran ada potensi rugi kurs yang harus ditanggung.

Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 59,3 miliar), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk/TKIM (Rp 31,7 miliar), PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (Rp 24,1 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 12,1 miliar), dan PT XL Axiata Tbk/EXCL (Rp 10,2 miliar).

Pelemahan rupiah ini patut diwaspadai oleh investor. Pasalnya, dolar AS sejatinya sedang berada dalam posisi yang lemah, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang terkoreksi 0,17% ke level 93,503. Bisa jadi, investor tak menanggapi positif kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang akan diambil oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo telah memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.

"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probablitias kenaikan bunga memang ada tapi tidak gila-gilaan. Terukur," kata Perry di Kantornya, Rabu (6/6/2018).

Jika suku bunga acuan kembali dinaikkan, bank-bank sangat mungkin menaikkan suku bunga kredit mereka. Akibatnya, perekonomian bisa semakin tertekan. Hal ini pada akhirnya mengurangi daya tarik dari mata uang rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular