Cuaca Mendukung, Rupiah Jadi Terbaik Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 June 2018 16:51
Cuaca Mendukung, Rupiah Jadi Terbaik Ketiga di Asia
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari ini. Cuaca eksternal dan domestik mendukung laju penguatan rupiah. 

Pada Rabu (6/6/2018), US$ 1 kala penutupan pasar spot dihargai Rp 13.850. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan perdagangan kemarin. 

Rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Pelemahan ini berlangsung hingga jelang tengah hari.  

Namun selepas itu rupiah bergerak menguat. Posisi terkuat rupiah hari ini ada di Rp 13.830/US$. 

FReuters

Seperti halnya rupiah, mata uang utama regional juga cenderung menguat. Dengan apresiasi 0,17%, rupiah jadi mata uang dengan performa terbaik ketiga di antara mata uang utama Asia. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 16:20 WIB: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110.07-0,26
Yuan China6,39+0,13
Won Korsel1.066,27+0,44
Dolar Taiwan29,74+0,18
Rupee India67,12-0,04
Dolar Singapura1,33+0,09
Peso Filipina52,43-0,15
Baht Thailand31,90+0,06
 
Dolar AS memang sedang tertekan. Dollar Index, yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, sore ini melemah 0,18%. 

Pelemahan dolar AS salah satunya disebabkan oleh perkembangan di Uni Eropa. Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) digadang-gadang siap mengurangi dosis stimulus moneter.  

"Sinyal yang ada menunjukkan peningkatan inflasi menuju target yang kita harapkan. Bila kekuatan tersebut terus mendukung formasi upah, maka akan meningkatkan kepercayaan diri kita bahwa inflasi akan mencapai tingkatan sedikit di bawah 2% dalam jangka menengah" ungkap Peter Praet, Ekonom ECB, dikutip dari Reuters.

Inflasi di zona euro melompat ke 1,9% pada Mei dibandingkan 1,2% bulan sebelumnya. Kemudian, angka pengangguran juga turun dari 8,6% menjadi 8,5%, yang merupakan level terendah dalam sembilan tahun. 
 

Setelah sebelumnya berusaha menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan suku bunga acuan dan tetap menjalankan stimulus moneter melalui pembelian obligasi negara (quantitative easing), kini ECB akan mendiskusikan kemungkinan untuk melonggarkan stimulus moneter. Perkembangan ini menjadi faktor penguat euro terhadap berbagai mata uang, salah satu korbannya adalah dolar AS. 

Kemudian dari dalam negeri, rupiah terbantu oleh pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Pengganti Agus DW Martowardojo ini kembali mengeluarkan pernyataan bernada hawkish

Menurut Perry, ke depan masih ada ruang untuk kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate. Sebagai informasi, BI sudah dua kali menaikkan suku bunga acuan bulan lalu dengan total 50 basis poin. 

"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probabilitas kenaikan bunga memang ada, tapi tidak gila-gilaan. Terukur," tegas Perry. 

Pasar pun merespons positif pernyataan tersebut. Apalagi pekan depan The Federal Reserve/The Fed akan mengadakan rapat, dan diperkirakan ada kenaikan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. 

Pernyataan Perry hari ini lagi-lagi memunculkan persepsi bahwa BI ahead the curve. BI dinilai cukup baik mengantisipasi kebijakan moneter AS yang terus mengetat. Rupiah pun terapresiasi cukup signifikan setelah pernyataan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular