
Kabar BI akan Naikkan Bunga Lagi, IHSG ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 June 2018 16:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,31% pada perdagangan hari ini ke level 6.069,71. Pelemahan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham kawasan regional diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,38%, indeks Shanghai naik 0,05%, indeks Hang Seng naik 0,53%, indeks Kospi naik 0,25%, indeks SET (Thailand) naik 0,4%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 1,26%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 11,4 triliun dengan volume sebanyak 16,1 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 507.117 kali.
Pasca dibuka melemah 0,08%, IHSG sebenarnya sempat kembali ke zona hijau. Namun, IHSG kembali terpeleset ke zona merah pasca Bank Indonesia (BI) memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
"BI akan terus mempertimbangkan perkembangan domesik dan internasional untuk memanfaatkan kenaikan bunga secara terukur. Itu forward guidance. Kita lihat probablitias kenaikan bunga memang ada tapi tidak gila-gilaan. Terukur," kata Perry di Kantornya, Rabu (6/6/2018).
Kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut semakin membuka kemungkinan dinaikkannya suku bunga kredit oleh perbankan. Masalahnya, penyaluran kredit saat ini terbilang sudah lesu.
Dalam kondisi suku bunga acuan yang lebih rendah saja, BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,94% YoY per akhir April 2018, lebih rendah dibandingkan posisi April 2017 sebesar 9,5% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.
Jika suka bunga kredit kembali dinaikkan, masyarakat bisa kembali menahan konsumsinya. Akibatnya, saham-saham sektor barang konsumsi kompak dilepas oleh investor; indeks saham sektor barang konsumsi melemah hingga 1,16%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG.
Saham-saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,11%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,28%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-3,12%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,27%).
Selain karena potensi kenaikan suku bunga acuan, dilepasnya saham sektor-sektor barang konsumsi juga merupakan imbas dari investor yang bermain aman dalam menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei pada hari ini. Data ini akan memberikan indikasi mengenai prospek konsumsi masyarakat Indonesia kedepannya.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan bahkan berhasil mendorong investor asing keluar dari bursa saham dengan nilai sebesar Rp 502,37 miliar, walaupun rupiah menguat sebesar 0,17% di pasar spot ke level Rp 13.850/dolar AS.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 541,85 miliar), PT Intiland Development Tbk/DILD (Rp 371,97 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 99,96 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 91,77 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 75,75 miliar).
Dari sisi eksternal, meredanya tensi antara AS dengan China dalam hal perdagangan telah memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk berinvestasi di instrumen berisiko seperti saham dan mendorong bursa saham regional ke zona hijau.
Melansir Business Insider Singapore, pejabat pemerintahan China telah menawarkan tambahan pembelian barang-barang asal AS senilai hampir US$ 70 miliar pada tahun depan jika AS membatalkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Negeri Panda. Barang-barang yang akan dibeli oleh China berupa kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah, batu bara, dan beberapa produk lainnya.
Membalas etikat baik dari China, AS bergerak cepat dalam membebaskan ZTE dari sanksi. Sekitar 10 jam yang lalu Reuters melaporkan bahwa ZTE telah menandatangani kesepakatan awal yang bisa mencabut larangan untuk membeli komponen-komponen asal pabrikan AS.
Sebelumnya, sanksi yang berdurasi selama 7 tahun tersebut diterapkan karena perusahaan melanggar kesepakatan yang dibuat dengan pemerintahan AS pada tahun 2017 pasca ketahuan menjual produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.
Perjanjian tersebut meliputi komitmen membayar denda senilai US$ 1 miliar plus US$ 400 juta. Selain itu, ZTE juga sepakat untuk memperbolehkan pengawas dari pihak AS mendatangi pabrik mereka untuk memastikan komponen buatan Negeri Adidaya benar-benar digunakan.
ZTE juga wajib mencantumkan besaran kandungan lokal AS dalam produk mereka di situs resmi, serta merombak jajaran direksi dalam 30 hari ke depan.
(ank/ank) Next Article BI Naikkan Suku Bunga Acuan, IHSG Malah Turun
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 11,4 triliun dengan volume sebanyak 16,1 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 507.117 kali.
Pasca dibuka melemah 0,08%, IHSG sebenarnya sempat kembali ke zona hijau. Namun, IHSG kembali terpeleset ke zona merah pasca Bank Indonesia (BI) memastikan kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
Kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut semakin membuka kemungkinan dinaikkannya suku bunga kredit oleh perbankan. Masalahnya, penyaluran kredit saat ini terbilang sudah lesu.
Dalam kondisi suku bunga acuan yang lebih rendah saja, BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,94% YoY per akhir April 2018, lebih rendah dibandingkan posisi April 2017 sebesar 9,5% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.
Jika suka bunga kredit kembali dinaikkan, masyarakat bisa kembali menahan konsumsinya. Akibatnya, saham-saham sektor barang konsumsi kompak dilepas oleh investor; indeks saham sektor barang konsumsi melemah hingga 1,16%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG.
Saham-saham sektor barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,11%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,28%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-3,12%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,27%).
Selain karena potensi kenaikan suku bunga acuan, dilepasnya saham sektor-sektor barang konsumsi juga merupakan imbas dari investor yang bermain aman dalam menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei pada hari ini. Data ini akan memberikan indikasi mengenai prospek konsumsi masyarakat Indonesia kedepannya.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan bahkan berhasil mendorong investor asing keluar dari bursa saham dengan nilai sebesar Rp 502,37 miliar, walaupun rupiah menguat sebesar 0,17% di pasar spot ke level Rp 13.850/dolar AS.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 541,85 miliar), PT Intiland Development Tbk/DILD (Rp 371,97 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 99,96 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 91,77 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 75,75 miliar).
Dari sisi eksternal, meredanya tensi antara AS dengan China dalam hal perdagangan telah memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk berinvestasi di instrumen berisiko seperti saham dan mendorong bursa saham regional ke zona hijau.
Melansir Business Insider Singapore, pejabat pemerintahan China telah menawarkan tambahan pembelian barang-barang asal AS senilai hampir US$ 70 miliar pada tahun depan jika AS membatalkan bea masuk bagi produk-produk ekspor asal Negeri Panda. Barang-barang yang akan dibeli oleh China berupa kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah, batu bara, dan beberapa produk lainnya.
Membalas etikat baik dari China, AS bergerak cepat dalam membebaskan ZTE dari sanksi. Sekitar 10 jam yang lalu Reuters melaporkan bahwa ZTE telah menandatangani kesepakatan awal yang bisa mencabut larangan untuk membeli komponen-komponen asal pabrikan AS.
Sebelumnya, sanksi yang berdurasi selama 7 tahun tersebut diterapkan karena perusahaan melanggar kesepakatan yang dibuat dengan pemerintahan AS pada tahun 2017 pasca ketahuan menjual produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.
Perjanjian tersebut meliputi komitmen membayar denda senilai US$ 1 miliar plus US$ 400 juta. Selain itu, ZTE juga sepakat untuk memperbolehkan pengawas dari pihak AS mendatangi pabrik mereka untuk memastikan komponen buatan Negeri Adidaya benar-benar digunakan.
ZTE juga wajib mencantumkan besaran kandungan lokal AS dalam produk mereka di situs resmi, serta merombak jajaran direksi dalam 30 hari ke depan.
(ank/ank) Next Article BI Naikkan Suku Bunga Acuan, IHSG Malah Turun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular