Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Dibuka Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 June 2018 09:25
IHSG dibuka melemah 0,08% pada perdagangan hari ini ke level 6.083,9.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,08% pada perdagangan hari ini ke level 6.083,9. Pelemahan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang sudah terlebih dahulu dibuka di zona merah: indeks Nikkei dibuka melemah 0,09%, indeks Kospi dibuka melemah 0,14%, indeks Shanghai dibuka melemah 0,16%.

Setelah 2 hari berturut-turut menikmati keuntungan, investor nampak merealisasikannya pada pagi hari ini. Terlebih, sentimen eksternal juga bisa dibilang kurang kondusif.

Risiko pertama datang dari panasnya tensi dagang antara AS dengan mitra dagangnya. Meksiko sudah menerapkan bea masuk untuk membalas kebijakan serupa yang diterapkan oleh AS. Kini, impor daging babi, apel, dan kentang dikenakan bea masuk 20%. Sementara impor baja, keju, dan bourbon dikenakan bea masuk 25%.

Untuk menyelesaikan friksi dagang dengan para tetangganya, Presiden Trump berniat untuk menggantikan skema Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan kesepakatan bilateral. "Presiden tengah mencari jalan terbaik untuk mendapatkan keuntungan terbesar bagi AS. Apakah itu melalui NAFTA atau jalan lain, pilihan-pilihan itu ada," kata Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, upaya ini mendapat penolakan dari Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Negosiasi yang berlarut-larut dan perang bea masuk lebih lanjut sangat mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Situasi juga bisa bertambah runyam kala Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pimpinan negara anggota-anggota G7 lainnya pada akhir pekan ini.

Kemudian, persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan secara lebih agresif kembali mencuat ke permukaan. Hal ini terlihat dari imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang naik ke level 2,9332% dibandingkan posisi kemarin yang sebesar 2,919%.

Pemicunya adalah positifnya data-data ekonomi. Data ISM Non-Manufacturing Employment Index periode Mei tercatat di level 54,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53,6. Kemudian, data ISM Non-Manufacturing Paid Index juga naik ke level 64,3 dari sebelumnya 61,8.

The Federal Reserve juga akan melakukan pertemuan pada pekan depan. Pelaku pasar akan sangat mencermati pernyataan-pernyataan sang bank sentral untuk mencari tahu arah kebijakan suku bunga mereka. Sembari menantikan pertemuan tersebut, aset-aset berisiko seperti saham menjadi ditinggalkan sejenak.

Dari dalam negeri, investor menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei yang dijadwalkan dirilis hari ini. Data ini akan memberikan indikasi mengenai prospek konsumsi masyarakat Indonesia kedepannya.

Ketika data ini bisa memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi, maka IHSG bisa terdongkrak naik, mengingat sektor barang konsumsi berkontribusi sekitar 20% dari total kapitalisasi pasar IHSG. Sebaliknya, jika datanya mengecewakan seperti yang sering terjadi sebelumnya, IHSG bisa terus melemah.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular