Jakarta, CNBC Indonesia - Analisis teknikal adalah studi tentang pergerakan harga efek (saham, surat utang/obligasi, dll) terutama melalui penggunaan grafik, untuk meramalkan tren harga di masa depan.
Meski tidak bisa memprediksi pergerakan harga di masa depan secara absolut, analisis ini dapat membantu mengantisipasi apa yang mungkin terjadi pada harga di masa mendatang.
 Sumber: stockcharts.com |
Dalam sejarahnya, beberapa aspek analisis teknikal mulai dipakai di Eropa, tepatnya di Belanda, pada abad ke-17 oleh seorang pialang keturunan Yahudi yakni Joseph de la Vega. Selain dikenal sebagai pialang sukses, Joseph merupakan filantropis yang tinggal di Amsterdam.
Sementara itu, analisis teknikal di Asia dikembangkan oleh trader beras asal Jepang bernama Homma Munehisa (1724-1803).
Pada awal abad ke-18 itu, trader yang mendapat gelar samurai dari Kaisar Jepang karena kepiawaiannya berdagang itu telah menggunakan teknik batang lilin (
candlestick). Dia juga mengenalkan beberapa konsep yang sekarang masih banyak dipakai, misalnya Doji dan
bearish dan
bullish yang dia sebut sebagai
yin dan
yang.
Namun, buku panduan analisis teknikal pertama di dunia modern ditulis adalah Robert D. Edwards dan John Magee asal Amerika Serikat (AS) pada tahun 1948, dengan judul "Technical Analysis of Stock Trends". Magee kemudian dikenal sebagai Bapak Analisis Teknikal di AS.
Grafik harga efek memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai tren pergerakan harga tersebut dalam kurun waktu tertentu. Pada gilirannya, tren tersebut bisa menunjukkan pola pergerakan yang berulang bahkan ke depannya.
Sejak digunakan oleh Houmma untuk memprediksi tren pergerakan harga komoditas beras di Jepang, analisis teknikal berbasis grafik ini bisa digunakan bahkan seabad kemudian sampai dengan sekarang.
Dalam analisis teknikal, dikenal tiga jenis grafik yang paling banyak dipakai, yakni grafik garis (
line chart), grafik batang (
bar chart), dan grafik lilin (
candlesticks).
Grafik garis hanya menunjukkan harga penutupan sebuah efek (saham, atau obligasi).
 Sumber: stockcharts.com |
Sementara itu, grafik batang terdiri dari empat komponen utama yakni harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah.
 Sumber: stockcharts.com |
Terakhir, grafik lilin juga terdiri dari keempat komponen yang terdapat di grafik batang. Hanya saja,
candlestick memiliki tampilan lebih atraktif.
 Sumber: stockcharts.com |
Volume transaksi adalah jumlah perdagangan dalam suatu efek (saham, surat utang/obligasi, dll) selama jangka waktu tertentu. Pada grafik, volume biasanya direpresentasikan sebagai histogram (batang vertikal) di bawah grafik harga.
 Sumber: stockcharts.com |
Volume perdagangan yang tinggi diikuti dengan penurunan harga mengindikasikan strong bearish (pelemahan kuat), demikian juga sebaliknya: volume perdagangan yang tinggi diikuti kenaikan harga saham menunjukkan sinyal strong bullish (kenaikan kuat).
Sementara kenaikan atau pelemahan harga yang drastis dengan volume yang sangat tipis mengindikasikan perdagangan semu, atau kurang mencerminkan aspek fundamental yang menarik perhatian pelaku pasar. Suatu rentang harga yang dicirikan oleh beberapa puncak dan lembah. Tren umumnya diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu primer (lebih dari setahun), medium (satu hingga enam bulan), atau minor (kurang dari sebulan).
 Sumber: stockcharts.com |
Tren dapat bergerak secara trending maupun trading.  Sumber: stockcharts.com |
Trending: harga bergerak menurut kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa tren kenaikan (uptrend) dan bisa juga tren penurunan (downtrend). Trading = harga bergerak bolak-balik dalam rentang (range) sempit (sideways). Support: tingkat harga di mana permintaan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga mengalami penurunan lebih lanjut. Ketika harga cenderung turun menuju ke titik support dan dianggap menjadi lebih murah, pihak pembeli lebih cenderung untuk masuk dan pihak penjual menjadi kurang berminat melepas sahamnya pada area harga tersebut. Dengan kata lain buyer lebih dominan menguasai area support.  Sumber: stockcharts.com |
Resistance: tingkat harga di mana penjualan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga naik lebih jauh. Ketika harga efek bergerak ke arah resistance, pihak penjual menjadi lebih cenderung melepas efeknya ke pasar sedangkan pihak pembeli kurang berselera untuk membelinya. Dapat dikatakan bahwa seller lebih dominan menguasai area resistance.
 Sumber: stockcharts.com |
Mengutip praktisi pasar modal Ellen May, support adalah alas ruangan, sementara resistance adalah langit-langit. Sementara itu, harga bergerak bagaikan bola yang memantul di antara keduanya.
Overbought: kondisi teknis yang terjadi ketika harga dianggap terlalu tinggi dan rentan terhadap penurunan. Kondisi ini dapat dianalisa dengan pola grafik atau dengan indikator seperti stochastic oscillator dan relative strength index (RSI).
Perlu dicermati bahwa overbought tidak selalu sama dengan bearish, hanya menyimpulkan bahwa harga mengalami kenaikan terlalu jauh atau terlalu cepat akibat reaksi pembelian secara berturut–turut oleh pelaku pasar.  Sumber: stockcharts.com |
Oversold: kondisi teknis ketika harga dianggap terlalu rendah dan matang terhadap kenaikan.
Kondisi oversold dapat dianalisis dengan pola grafik atau dengan indikator seperti stochastic oscillator dan RSI. Perlu dicermati bahwa oversold tidak selalu sama dengan bullish, hanya menyimpulkan bahwa harga telah jatuh terlalu dalam ataupun terlalu cepat akibat penjualan masif oleh pelaku pasar. Moving average (MA) adalah salah satu dari sekian banyak metode yang sering digunakan dalam analisis teknikal. MA adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu.
Contohnya, MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama 4 hari perdagangan ditulis sebagai MA-5, sedangkan rerata harga selama 15 hari ditulis sebagai MA-15, dst. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price).
 Sumber: stockcharts.com |
MA dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren pergerakan harga yang sedang berlaku, mengetahui pembalikan arah tren (trend reversal), dan menentukan level support dan resistance. Indikator momentum yang dikembangkan oleh George Lane yang mengukur pergerakan harga surat berharga relatif terhadap kisaran harga yang dianggap tinggi/rendah selama jangka waktu tertentu.
 Sumber: stockcharts.com |
Indikator ini menerapkan osilasi antara 0 dan 100, dengan keterangan di bawah 20 dianggap oversold dan di atas 80 sebagai overbought. Osilator stokastik dapat dipakai seperti osilator lainnya dengan mencari pembacaan overbought/oversold, divergensi positif/negatif. Dikembangkan oleh Gerald Appel pada akhir 1970-an, moving average convergence divergence (MACD) oscillator adalah salah satu indikator paling sederhana dan paling efektif yang tersedia.
 Sumber: stockcharts.com |
MACD berfluktuasi di atas dan di bawah garis nol ketika rata-rata bergerak bertemu, menyeberang, dan menyimpang. Trader dapat mencari garis silang sinyal, garis tengah persilangan (crossover) dan divergensi untuk menghasilkan sinyal.
Karena MACD tidak memiliki batas, MACD tidak terlalu berguna untuk mengidentifikasi level overbought dan oversold. MACD lebih berfungsi untuk menunjukkan sinyal kapan saatnya untuk membeli dan kapan saatnya untuk menjual.