
BI Optimistis, IHSG Perlahan-lahan Mulai Naik
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 June 2018 09:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 lebih baik dibandingkan tahun ini. Angka asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan bank sentral tersebut pada kisaran 5,2%-5,6%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp 13.800- Rp 14.100 per dolar AS. Kemudian untuk inflasi, lanjut BI, proyeksi 2019 belum berubah dibandingkan tahun ini yaitu masih di 3,5% plus-minus 1%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, kebijakan moneter BI akan diarahkan untuk menjaga fundamental perekonomian di tengah tingginya risiko global. Dia memberikan catatan bahwa saat ini sedang terjadi perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian global, seperti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan sengketa dagang Tiongkok-AS.
"Dengan tekanan global yang meningkat, kebijakan moneter kami diarahkan ke pro-stabilitas, memperkuat stabilitas tapi bukan berarti BI tidak pro-growth," tutur Perry di hadapan Badan Anggaran DPR, Jakarta, Kamis (31/5) lalu.
Lalu bagaimana pengaruhnya ke pasar saham? Asumsi pertumbuhan BI yang optimistis tersebut ternyata disambut antusias oleh pelaku pasar.
Pada awal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,32% ke level 6.002,98. Melanjutkan penguatan secara akumulatif pekan lalu dimana IHSG tercatat naik 0,13% ke level 5.983,58 poin dari 5.975,74 poin di periode sepekan sebelumnya.
Rata-rata nilai kapitalisasi pasar juga meningkat 0,24% menjadi Rp 6.701,09 triliun pada pekan terakhir di Mei 2018 ini dari posisi sepekan sebelumnya yang berada di level Rp 6.685,13 triliun.
Di samping itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan terakhir meningkat 11,07% menjadi Rp 9,21 triliun dari Rp 8,29 triliun pada pekan sebelumnya. Meski demikian, rata-rata volume transaksi harian BEI pada minggu ini mengalami koreksi 7,62% menjadi 8,3 miliar unit saham dari 8,99 miliar unit saham sepekan sebelumnya, dan rata-rata frekuensi transaksi harian BEI juga mengalami perubahan 15,06% menjadi 346,89 ribu kali transaksi dari 408,38 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Namun sayang, investor asing belum terlalu percaya diri. Dimana investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp165 miliar di sepanjang pekan lalu. Adapun, dalam periode year to date, investor asing mencatatkan jual bersih yang jumlahnya telah mencapai Rp 40,32 triliun.
(hps) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp 13.800- Rp 14.100 per dolar AS. Kemudian untuk inflasi, lanjut BI, proyeksi 2019 belum berubah dibandingkan tahun ini yaitu masih di 3,5% plus-minus 1%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, kebijakan moneter BI akan diarahkan untuk menjaga fundamental perekonomian di tengah tingginya risiko global. Dia memberikan catatan bahwa saat ini sedang terjadi perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian global, seperti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan sengketa dagang Tiongkok-AS.
Lalu bagaimana pengaruhnya ke pasar saham? Asumsi pertumbuhan BI yang optimistis tersebut ternyata disambut antusias oleh pelaku pasar.
Pada awal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,32% ke level 6.002,98. Melanjutkan penguatan secara akumulatif pekan lalu dimana IHSG tercatat naik 0,13% ke level 5.983,58 poin dari 5.975,74 poin di periode sepekan sebelumnya.
Rata-rata nilai kapitalisasi pasar juga meningkat 0,24% menjadi Rp 6.701,09 triliun pada pekan terakhir di Mei 2018 ini dari posisi sepekan sebelumnya yang berada di level Rp 6.685,13 triliun.
Di samping itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan terakhir meningkat 11,07% menjadi Rp 9,21 triliun dari Rp 8,29 triliun pada pekan sebelumnya. Meski demikian, rata-rata volume transaksi harian BEI pada minggu ini mengalami koreksi 7,62% menjadi 8,3 miliar unit saham dari 8,99 miliar unit saham sepekan sebelumnya, dan rata-rata frekuensi transaksi harian BEI juga mengalami perubahan 15,06% menjadi 346,89 ribu kali transaksi dari 408,38 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Namun sayang, investor asing belum terlalu percaya diri. Dimana investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp165 miliar di sepanjang pekan lalu. Adapun, dalam periode year to date, investor asing mencatatkan jual bersih yang jumlahnya telah mencapai Rp 40,32 triliun.
(hps) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Most Popular