
Sepanjang Mei, IHSG Sukses Patahkan Tren Koreksi di Kawasan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 June 2018 20:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang bulan Mei sukses bertahan dari gerusan aksi jual yang menimpa bursa-bursa utama di Asia Tenggara, dengan menguat tipis 0,27% dan kembali ke level psikologis 6.000.
Pada akhir April, IHSG tercatat di level 5.994,59 tetapi kemudian bergerak ke level 6.011,05. Penguatan tersebut terjadi beiringan dengan penguatan rupiah sepanjang bulan Mei sebesar 0,14% menyusul kenaikan tambahan suku bunga acuan.
Di antara bursa utama di kawasan Asia Tenggara, bursa Malaysia mengalami koreksi terparah sehingga indeks KLCI terjerembab hingga 8,07% mengikuti pergantian kepemimpinan di Negeri Jiran tersebut.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Sepanjang bulan lalu, nilai perdagangan di bursa mencapai Rp 182,36 triliun, dengan volume transaksi 185,67 unit saham dan jumlah perdagangan sebanyak 8,34 miliar kali transaksi. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 6,45 triliun.
Saham yang paling banyak diborong asing adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk dengan kenaikan harga saham sebesar 41,67% ke Rp 18.700. Investor asing memborong saham berkode INKP ini senilai Rp 1,73 triliun.
Dua saham tambang menyusul di posisi kedua dan ketiga, ya kni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing dengan kenaikan harga sebesar 17,28% dan 9,2% ke level Rp 3.800 dan Rp 25.825 per saham. Asing mencatatkan net buy senilai Rp 761,97 miliar dan Rp 136,47 miliar terhadap kedua saham tersebut.
Sebaliknya, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham-saham yang paling banyak dijual asing dengan nilai berturut-turut sebesar Rp 1,52 triliun, Rp 1,26 triliun, dan Rp 1,01 triliun.
Secara total, sebanyak 211 saham (atau 42,37% saham yang tercatat di bursa) terjerembab ke zona merah menyusul aksi jual investor. Sementara itu, 160 saham lainnya menguat, dan 127 sisanya ditutup flat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Pada akhir April, IHSG tercatat di level 5.994,59 tetapi kemudian bergerak ke level 6.011,05. Penguatan tersebut terjadi beiringan dengan penguatan rupiah sepanjang bulan Mei sebesar 0,14% menyusul kenaikan tambahan suku bunga acuan.
Di antara bursa utama di kawasan Asia Tenggara, bursa Malaysia mengalami koreksi terparah sehingga indeks KLCI terjerembab hingga 8,07% mengikuti pergantian kepemimpinan di Negeri Jiran tersebut.
Indeks | Posisi | Change |
IHSG | 6.011,05 | 0,27 |
KLCI | 1.719,28 | -8,07 |
STI | 3.443,95 | -4,7 |
SET | 1.725,14 | -3,08 |
PSEI | 7.470,14 | -4,4 |
Dua saham tambang menyusul di posisi kedua dan ketiga, ya kni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing dengan kenaikan harga sebesar 17,28% dan 9,2% ke level Rp 3.800 dan Rp 25.825 per saham. Asing mencatatkan net buy senilai Rp 761,97 miliar dan Rp 136,47 miliar terhadap kedua saham tersebut.
Sebaliknya, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham-saham yang paling banyak dijual asing dengan nilai berturut-turut sebesar Rp 1,52 triliun, Rp 1,26 triliun, dan Rp 1,01 triliun.
Secara total, sebanyak 211 saham (atau 42,37% saham yang tercatat di bursa) terjerembab ke zona merah menyusul aksi jual investor. Sementara itu, 160 saham lainnya menguat, dan 127 sisanya ditutup flat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular