
Rupiah Menguat, Bank Jual Dolar Australia di Bawah Rp 10.600
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
31 May 2018 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia menguat pada perdagangan menjelang siang hari ini. Penguatan ini didorong oleh kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) kemarin serta penurunan harga bijih besi global.
Pada Rabu (30/5/2018) pukul 11:15 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.481,76. Rupiah bergerak menguat 0,12% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Penguatan rupiah menurunkan harga jual dolar Australia di salah satu bank nasional menjadi di bawah Rp 10.600. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:05 WIB:
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan BI kemarin memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,75%. Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan kebijakan ini bersifat pre-emtif, front loading, dan ahead of the curve. Selain itu, kebijakan ini juga sesuai dengan prioritas BI dalam jangka pendek yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Kenaikan suku bunga acuan ini juga meningkatkan daya tarik pasar keuangan Indonesia di mata investor. Setidaknya ini tergambar dari pergerakan yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun yang turun ke posisi 7,150% dari sebelumnya 7,174%.
Di sisi lain, penurunan harga komoditas ekspor andalan Negeri Kanguru yaitu bijih besi juga ikut andil penguatan rupiah. Hari ini, harga bijih besi tercatat US$ 82,33/ton atau turun drastis 8,07% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini akan berdampak kepada penerimaan devisa Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Rabu (30/5/2018) pukul 11:15 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.481,76. Rupiah bergerak menguat 0,12% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Penguatan rupiah menurunkan harga jual dolar Australia di salah satu bank nasional menjadi di bawah Rp 10.600. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:05 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.268,00 | Rp 10.624,00 |
Bank BNI | Rp 10.411,00 | Rp 10.701,00 |
Bank BRI | Rp 10.408,94 | Rp 10.563,74 |
Bank BTN | Rp 10.542,00 | Rp 10.756,00 |
Bank BCA | Rp 10.432,00 | Rp 10.724,00 |
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan BI kemarin memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,75%. Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan kebijakan ini bersifat pre-emtif, front loading, dan ahead of the curve. Selain itu, kebijakan ini juga sesuai dengan prioritas BI dalam jangka pendek yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Kenaikan suku bunga acuan ini juga meningkatkan daya tarik pasar keuangan Indonesia di mata investor. Setidaknya ini tergambar dari pergerakan yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun yang turun ke posisi 7,150% dari sebelumnya 7,174%.
Di sisi lain, penurunan harga komoditas ekspor andalan Negeri Kanguru yaitu bijih besi juga ikut andil penguatan rupiah. Hari ini, harga bijih besi tercatat US$ 82,33/ton atau turun drastis 8,07% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini akan berdampak kepada penerimaan devisa Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular