
Kisruh Politik Italia Tekan Euro, Rupiah di Jalur Hijau
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
30 May 2018 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap euro pada perdagangan siang hari ini bergerak menguat. Penguatan ini didorong oleh kisruh politik di Italia serta sinyal kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Pada Rabu (30/05/2018) pukul 13:30 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.179,80. Rupiah menguat 0,02% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Penguatan rupiah mendorong harga jual euro di beberapa bank nasional ikut bergerak turun. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 13:30 WIB:
Kisruh politik di Italia semakin memanas setelah Negeri Pizza itu dihadapkan pada pemilu dadakan (snap election) menyusul penolakan Presiden Sergio Mattarella atas pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Savona ditolak karena sempat mengancam membawa Italia keluar dari Uni Eropa.
Mattarella pun menunjuk mantan pejabat Dana Moneter International (IMF) Carlo Cottarelli sebagai Perdana Menteri sementara. Ia ditugaskan untuk merencanakan pemilu dan meloloskan anggaran negara. Situasi ini membuat politik Italia menjadi penuh ketidakpastian dan berdampak negatif bagi pasar keuangan Eropa sehingga investor cenderung melepas aset berbasis euro hingga menekan mata uang domestik.
Di sisi lain, sinyal kenaikan suku bunga acuan kembali oleh BI semakin menguat. Terlebih setelah Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI tidak ingin "ketinggalan kereta". "We want to be ahead of the curve," tegas Perry dalam konferensi pers, Senin (28/5/2018).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, pasar pun semakin yakin BI tidak akan ragu menaikkan suku bunga acuannya. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menyatakan hampir semua ekonom dan analis yang terlibat memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 4,75%. Sinyal kenaikan ini semakin mendorong rupiah lebih perkasa di hadapan euro.
(ags/ags) Next Article Tekanan Masih Besar, Rupiah Akhir 2021 Bisa di Rp 15.000/USD
Pada Rabu (30/05/2018) pukul 13:30 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.179,80. Rupiah menguat 0,02% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Penguatan rupiah mendorong harga jual euro di beberapa bank nasional ikut bergerak turun. Berikut data perdagangan terbaru hingga pukul 13:30 WIB:
Bank | Harga Beli | Status | Harga Jual | Status |
Bank Mandiri | Rp 15.874,00 | Turun | Rp 16.287,00 | Turun |
Bank BNI | Rp 15.973,00 | Turun | Rp 16.389,00 | Stagnan |
Bank BRI | Rp 16.031,85 | Turun | Rp 16.241,96 | Turun |
Bank BTN | Rp 16.504,00 | Stagnan | Rp 16.776,00 | Stagnan |
Bank BCA | Rp 15.946,00 | Turun | Rp 16.370,00 | Turun |
Kisruh politik di Italia semakin memanas setelah Negeri Pizza itu dihadapkan pada pemilu dadakan (snap election) menyusul penolakan Presiden Sergio Mattarella atas pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi. Savona ditolak karena sempat mengancam membawa Italia keluar dari Uni Eropa.
Mattarella pun menunjuk mantan pejabat Dana Moneter International (IMF) Carlo Cottarelli sebagai Perdana Menteri sementara. Ia ditugaskan untuk merencanakan pemilu dan meloloskan anggaran negara. Situasi ini membuat politik Italia menjadi penuh ketidakpastian dan berdampak negatif bagi pasar keuangan Eropa sehingga investor cenderung melepas aset berbasis euro hingga menekan mata uang domestik.
Di sisi lain, sinyal kenaikan suku bunga acuan kembali oleh BI semakin menguat. Terlebih setelah Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI tidak ingin "ketinggalan kereta". "We want to be ahead of the curve," tegas Perry dalam konferensi pers, Senin (28/5/2018).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, pasar pun semakin yakin BI tidak akan ragu menaikkan suku bunga acuannya. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menyatakan hampir semua ekonom dan analis yang terlibat memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 4,75%. Sinyal kenaikan ini semakin mendorong rupiah lebih perkasa di hadapan euro.
(ags/ags) Next Article Tekanan Masih Besar, Rupiah Akhir 2021 Bisa di Rp 15.000/USD
Most Popular