Sentimen Negatif Mendominasi, IHSG Dibuka Melemah 0,68%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 May 2018 09:30
IHSG dibuka melemah 0,68% selepas libur hari raya Waisak ke level 6.027,88. Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama Kawasan Asia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,68% selepas libur hari raya Waisak ke level 6.027,88. Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama Kawasan Asia yang telah terlebih dahulu dibuka di zona merah: indeks Nikkei dibuka melemah 1,37%%, indeks Kospi melemah 0,42%, indeks Strait Times melemah 1,85%, indeks Shanghai melemah 1,26%, dan indeks Hang Seng melemah 1,23%.

Derasnya sentimen negatif dari sisi eksternal memaksa bursa saham domestik untuk terjun ke teritori negatif. Pertama, adanya krisis politik di Italia. Kini, masyarakat wilayah Italia dihadapkan pada pemilu dadakan (snap election) pasca Presiden Sergio Mattarella menolak nominasi Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi yang diajukan oleh M5S dan Lega party. Mattarella menolak nominasi Savona karena sempat mengancam akan membawa Italia keluar dari Uni Eropa. Akibatnya, pemerintahan pun menjadi tak bisa dibentuk.

Mattarella lalu menunjuk mantan pejabat International Monetary Fund (IMF) Carlo Cottarelli sebagai Perdana Menteri sementara. Ia ditugaskan untuk merencakan pemilu dan meloloskan anggaran negara.

Masih ingat di pikiran kita bagaimana keluarnya Inggris dari Uni Eropa memberikan tekanan yang begitu besar bagi pasar keuangan dunia. Kini, negara dengan perekonomian terbesar ke-3 di Zona Eropa berpotensi mengikuti jejak Inggris.

Kemudian, hubungan antara AS dan China dalam hal perdagangan yang kembali memanas juga ikut membebani bursa saham Asia. Walaupun sempat mengatakan bahwa bea masuk tak akan diberlakukan kala perundingan dengan China dilakukan, Gedung Putih pada akhirnya tetap bersikeras mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 50 miliar produk ekspor asal China. Kebijakan ini dimaksudkan guna menghukum Negeri Panda karena sering mengambil paksa teknologi dari perusahaan-perusahaan asal AS yang berinvetasi disana.

Daftar produk-produk yang akan dikenakan bea masuk senilai 25% ini akan dirilis paling lambat pada 15 Juni. Tak hanya mengenakan bea masuk baru, pemerintahan AS juga akan membatasi investasi China pada sektor-sektor teknologi yang dinilai sensitif.

Kebijakan AS ini tentu semakin menyulitkan kedua negara untuk mencapai titik temu dalam hal perdagangan. Perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia bisa benar-benar terjadi nantinya.

Seiring dengan risiko yang mengancam, investor dipaksa bermain aman dengan melepas kepemilikannya atas instrumen berisiko seperti saham dan mengalihkannya ke safe haven. Sampai dengan berita ini diturunkan, Yen menguat 0,2% terhadap dolar AS dan harga emas COMEX kontrak pengiriman bulan Juni menguat 0,04% ke level US$ 1.299,5/troy ons.

Di sisi lain, rupiah melemah 0,39% ke level Rp 14.040/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular