Saham-saham Bank & Krisis Italia Tenggelamkan Wall Street

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
30 May 2018 06:37
Dow Jones Industrial Average terperosok 391,64 poin atau 1,58% ke posisi 24.361,45 akibat pelemahan saham-saham Goldman Sachs, Boeing, dan JPMorgan Chase.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street terpuruk pada penutupan perdagangan hari Selasa (29/5/2018) di tengah-tengah kekacauan politik di Italia yang membuat euro anjlok dan masih alotnya perundingan perdagangan dengan China. Saham-saham bank memimpin pelemahan indeks tersebut.

Dow Jones Industrial Average terperosok 391,64 poin atau 1,58% ke posisi 24.361,45 akibat pelemahan saham-saham Goldman Sachs, Boeing, dan JPMorgan Chase. Pada titik terlemahnya, indeks sempat kehilangan lebih dari 500 poin atau 2% dalam sesi perdagangan hari Selasa, CNBC International melaporkan.


S&P 500 berkurang 1,16% menjadi 2.689,86 sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,5% ke posisi 7.396,59.

Saham-saham berjatuhan di seluruh sesi perdagangan menyusul koreksi yang dicatatkan bursa-bursa Eropa dan depresiasi euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kecemasan mengenai permasalahan pinjaman global dan suku bunga tampaknya membebani saham-saham sektor keuangan AS dan membuat saham bank-bank nasionalnya berjatuhan. Goldman Sachs, JPMorgan, Citigroup, Morgan Stanley, dan Bank of America semuanya anjlok lebih dari 3% pada perdagangan hari Selasa.

Para investor bisa jadi sedang merasa gugup karena penurunan kredit global dapat menjadi pukulan tambahan bagi pemegang surat-surat utang global, meskipun penguatan berbagai obligasi negara pada hari Selasa juga turut memperburuk proyeksi sektor perbankan.

Akhir pekan lalu, perdana menteri Italia menunjuk mantan pejabat IMF Carlo Cottarelli sebagai perdana menteri sementara untuk membentuk kabinet baru dan memulihkan tatanan politik negara tersebut.

Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Uni Eropa (UE) itu sedang berjuang membentuk pemerintahan yang stabil sejak pemilu bulan Maret lalu. Pemilu tersebut gagal memberi kepastian setelah kubu anti-kemapanan menolak membentuk pemerintahan koalisi akhir pekan lalu.


Hal itu memicu munculnya kembali kekhawatiran mengenai stabilitas UE dan risiko utang Italia yang mencapai 2,3 triliun euro. Suku bunga obligasi negara Italia bertenor 10 tahun melonjak di atas 3,38% pada hari Selasa yang merupakan level tertingginya sejak Maret 2014 dan berada lebih dari 2,5 poin persentase di atas yield obligasi 10 tahun Jerman.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular