Smartfren Bantah Rencana Konsolidasi dengan Operator Lokal

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 May 2018 20:25
FREN masih menunggu keputusan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 30 Mei 2018 mendatang.
Foto: detikFoto/Agung Pambudhy
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membantah adanya rencana konsolidasi (merger) dengan dua penyelenggara jasa telekomunikasi atau operator lokal.

Deputy CEO FREN Djoko Tata mengatakan hingga saat ini perseroan belum melakukan diskusi ataupun pembahasan dengan dua perusahaan telekomunikasi yang selama ini disebut-sebut akan berkonsolidasi dengan Smartfren.

"(Dengan) Tri dan juga indosat itu hoax atau gimana itu kabarnya, ga ada itu belum ada. Jadi sampai sekarang ga ada yang bisa juga confirm isu itu, jadi tanda-tanda alam aja nanti," ujar Djoko di The Westin Hotel, Senin (28/5/2018).

Sedangkan terkait dengan rencana perseroan untuk menerbitkan obligasi obligasi wajib konversi (OWK) senilai Rp 15 triliun melalui private placement, FREN masih menunggu keputusan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 30 Mei 2018 mendatang.

"Itu tunggu aja nanti pas rapat umum pada Rabu mendatang," tambah Djoko.


Pendapatan Tumbuh
Sementara itu, FREN menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% pada 2018 dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu yaitu sebesar Rp 4,66 triliun.

Pertumbuhan pendapatan tersebut seiring dengan strategi perseroan yang baru untuk menambah jumlah pelanggan dengan menjual paket internet tanpa batasan (unlimited) dengan harga murah. Ditargetkan pelanggan Smartfren akan tumbuh mencapai 10-20 juta pelanggan hingga 2019 dengan membuat strategi tersebut.

"Kami kalau 10 juta pelanggan udah ada dengan tambah baru lagi paket unlimited ini orang pasti akan berburu pindah ke Smartfren. Coba bandingkan dengan operator lainnya hingga ke seluruh dunia, ini jadi yang paling murah," ujar Djoko.

Selain itu, target pertumbuhan tersebut juga didorong dengan penambahan 6-7 ribu base transceiver station (BTS) pada tahun ini. Saat ini perseroan telah memiliki 10 ribu BTS yang menjangkau 200 kota di seluruh Indonesia.

"Kalau pelanggan tambah apalagi yang paket unlimited, kami juga lakukan peningkatan kapasitas jadi bukan hanya cepat tapi juga stabil," tambah Djoko.

Menurutnya, terkait dengan registrasi kartu prabayar yang ditetapkan oleh pemerintah, pihaknya memastikan bahwa pendapatan perseroan mulai mengalami peningkatan pada semester kedua tahun ini.

Saat ini, perseroan sedang gencar melakukan proses penjualan dari yang berbasis kartu prabayar chip menjadi voucher. Menurut perseroan, penggunaan voucher dinilai dapat memberikan efisiensi belanja modal dibandingkan dengan menggunakan kartu prabayar chip yang biasanya dipakai sekali oleh pengguna kartu prabayar.

"Kami dukung penggunaan voucher itu ya, kalau pakai chip itu misalnya bisa Rp 3 ribu tambah modal sedangkan kalau voucher tidak sampai Rp 100. Cuman kan ini perlu proses ga bisa jangka pendek jadi mungkin di kuartal-IV mulai kelihatan hasilnya," tambah Djoko.

Persiapan Lebaran
Selain itu, jelang libur lebaran Smartfren Telecom menyiapkan 25% kapasitas jaringan tambahan di wilayah Jawa dan luar Pulau Jawa.

Vice President Technology Relations dan Special Project FREN Munir Syahda mengatakan penambahan kapasitas tersebut dilakukan dengan menambah ribuan base transceiver station (BTS) di 200 kota yang dijangkau oleh produk perseroan yaitu Smartfren.

"Kami akan lakukan intensive care dan monitoring di seluruh element system pada H-14 dan H+14 lebaran melalui NOC (Network Operatons Centre di Jakarta dan Surabaya. Selain itu kesiapan team engineer aktif lengkap dengan kendaraan operasional dan tools akan kami sediakan," ujar Munir.

Selain itu, perseroan juga memfokuskan penambahan lokasi BTS tersebut di beberapa titik kemacetan di wilayah jalur mudik khususnya Pulau Jawa dengan mencakup 14 kota di kawasan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah da Jawa Timur.

"Kami perkirakan akan ada kenaikan penggunaan sekitar 10-50% dari hari biasanya, karena pelanggan kami juga tumbuh hingga 70% ya dar tahun kemarin. Paling tinggi tentunya kami siapkan pada saat jam menjelang buka puasa yaitu jam 4-5 sore," tambah Munir.

Djoko mengatakan dengan meningkatnya traffic pengguna smartfren pada musim mudik lebaran tahun ini, diperkirakan mampu meningkatkan pendapatan pada kuartal-II perseroan hingga 10% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal-I 2018, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan 17,99% menjadi Rp 1,2 triliun dibandingkan dengan kuartal-I di tahun sebelumnya sebesar Rp 1 triliun.

"Mungkin 10% dai kuartal-I aan nambah pendapatan, tapi ini kan ada distorsi lagi ya terkait dengan regulasi registrasi kartu perdana mungkin di kuartal-II bisa zero pertumbuhannya. Namun kami yakin margin nya akan naik mulai semester dua 2018," tambah Djoko dalam kesempatan yang sama.
(hps) Next Article Alibaba Mau Masuk ke FREN Rp 1,49 T, Beneran Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular