Menguat Hampir 1%, Rupiah Jadi Nomor 1 di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2018 12:31
Menguat Hampir 1%, Rupiah Jadi Nomor 1 di Asia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Bahkan rupiah mampu menekan dolar AS ke bawah Rp 14.000/US$. 

Pada Senin (28/5/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 13.992. Rupiah menguat 0,87% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. 

Kala pembukaan pasar spot, dolar AS masih dihargai Rp 14.080. Seiring perjalanan, rupiah terus menguat. Posisi terkuat rupiah hari ini berada di Rp 13.970/US$. 

Menguat Hampir 1%, Rupiah Jadi Nomor 1 di AsiaReuters

Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia yang menguat. Namun dengan penguatan yang nyaris mencapai 1%, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia hingga siang ini.

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar AS: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,39-0,01
Yuan China6,39+0,02
Won Korsel1.072,80+0,42
Dolar Taiwan29,90+0,12
Rupee India67,44+0,41
Dolar Singapura1,34+0,22
Peso Filipina52,57+0,04
Baht Thailand31,88+0,13
 
Situasi memang sedang tidak memihak greenback. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama, siang ini terkoreksi sampai 0,33%. 

Penyebabnya adalah perkembangan di Semenanjung Korea. Presiden AS Donald Trump menegaskan ada peluang besar untuk kembali melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Sebelumnya, Trump sendiri yang membatalkan rencana pertemuan pada 12 Juni di Singapura tersebut. 

"Kami sedang melakukan pembicaraan yang produktif untuk mengadakan kembali pertemuan (dengan Korea Utara). Bila terwujud, maka kemungkinan masih diadakan di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni, dan jika perlu diperpanjang melampaui tanggal tersebut," cuit Trump di akun Twitter @realDonaldTrump. 

Delegasi AS telah bertolak menuju Pyongyang dan sepertinya membuahkan hasil positif. Trump pun semakin yakin bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan bersedia menemuinya di Singapura nanti. 

"Tim kami sudah tiiba di Korea Utara untuk mengatur pertemuan antara Kim Joung Un dan saya. Saya sungguh percaya bahwa Korea Utara punya potensi luar biasa dan akan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi dan keuangan yang besar. Kim Jong Un sepakat dengan saya mengenai hal ini. Ini akan terjadi!" cuit Trump. 

Perkembangan ini membuat investor berani mengambil risiko dan masuk ke instrumen-instrumen di negara berkembang di Asia. Akibatnya, mata uang Asia pun menguat dan mampu menekan greenback. 

Namun, penguatan rupiah yang signifikan juga terbantu oleh sentimen domestik. Bank Indonesia sudah memberikan sinyal yang semakin jelas mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa nilai tukar rupiah telah menjauh dari nilai fundamental yang seharusnya. BI pun kemudian memutuskan untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil pada 30 Mei, di luar jadwal RDG yang sudah ditetapkan.

Perry juga telah memberi sinyal bahwa bank sentral membuka ruang untuk menaikkan lagi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Pada 17 Mei lalu, BI telah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi Rp 4,5%. Namun kenaikan ini kurang direspons oleh pasar.

Salah satunya karena ada anggapan BI telah ketinggalan (behind the curve) karena bank sentral lain telah terlebih dulu menaikkan suku bunga. Kala sentimen negatif eksternal sudah menumpuk, keputusan BI menaikkan suku bunga dinilai sudah terlambat.

Kini, Perry seakan tidak mau hal itu terulang kembali. Jelang rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang, yang kemungkinan besar akan menghasilkan kenaikan suku bunga acuan, BI tidak mau lagi ketinggalan kereta.

"Untuk FOMC (Federal Open Market Commitee) meeting, we want to be ahead the curve," tegas Perry dalam konferensi pers hari ini.

Kode keras dari Perry ini membuat pelaku pasar kian yakin bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan 30 Mei. Akibatnya, modal asing pun mengalir deras ke pasar keuangan domestik. Ini menjadi salah satu faktor penyebab penguatan rupiah terhadap dolar AS yang cukup mencolok.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular