Menguat Hampir 1%, Rupiah Jadi Nomor 1 di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2018 12:31
Kode Kenaikan Suku Bunga Lambungkan Rupiah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Namun, penguatan rupiah yang signifikan juga terbantu oleh sentimen domestik. Bank Indonesia sudah memberikan sinyal yang semakin jelas mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa nilai tukar rupiah telah menjauh dari nilai fundamental yang seharusnya. BI pun kemudian memutuskan untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil pada 30 Mei, di luar jadwal RDG yang sudah ditetapkan.

Perry juga telah memberi sinyal bahwa bank sentral membuka ruang untuk menaikkan lagi suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Pada 17 Mei lalu, BI telah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi Rp 4,5%. Namun kenaikan ini kurang direspons oleh pasar.

Salah satunya karena ada anggapan BI telah ketinggalan (behind the curve) karena bank sentral lain telah terlebih dulu menaikkan suku bunga. Kala sentimen negatif eksternal sudah menumpuk, keputusan BI menaikkan suku bunga dinilai sudah terlambat.

Kini, Perry seakan tidak mau hal itu terulang kembali. Jelang rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang, yang kemungkinan besar akan menghasilkan kenaikan suku bunga acuan, BI tidak mau lagi ketinggalan kereta.

"Untuk FOMC (Federal Open Market Commitee) meeting, we want to be ahead the curve," tegas Perry dalam konferensi pers hari ini.

Kode keras dari Perry ini membuat pelaku pasar kian yakin bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan 30 Mei. Akibatnya, modal asing pun mengalir deras ke pasar keuangan domestik. Ini menjadi salah satu faktor penyebab penguatan rupiah terhadap dolar AS yang cukup mencolok.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular