
Meroket 2,64%, IHSG Siap Ukir Rekor Baru
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 May 2018 14:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket hingga 2,64% ke level 5.944,92. Penguatan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham kawasan Asia justru diperdagangkan di zona merah: indeks Nikkei turun 1,11%, indeks Shanghai turun 0,46%, indeks Hang Seng turun 0,04%, indeks Kospi turun 0,24%, indeks SET (Thailand) turun 0,98%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 1,31%.
Jika penguatan ini bertahan atau bahkan bertambah besar sampai dengan akhir perdagangan, IHSG akan mencatat rekor baru. Sebelumnya, IHSG tak pernah menguat lebih dari 2,31% dalam sehari pada tahun ini. Penguatan sebesar 2,31% terjadi pada 9 Mei silam. Bahkan sepanjang tahun lalu pun kala IHSG menguat 19,99%, penguatan harian terbesarnya hanya sebesar 2,59%.
Sentimen positif bagi IHSG pada hari ini datang dari pernyataan Perry Warjiyo selaku Gubernur BI yang baru yang siap meredam gejolak nilai tukar rupiah.
Sebelumnya, Perry dipandang sebagai sosok yang pro growth ketimbang pro stability pasca pernyataannya di hadapan anggota DPR saat uji kepatutan dan kelayakan.
Hal tersebut membuat pelaku pasar takut. Pasalnya, jika ekonomi dipaksa berlari terlalu kencang, hal ini bisa berbalik menjadi bumerang.
"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek ini perkuat langkah stabilitas rupiah dalam jangka pendek," kata Perry di Gedung MA pasca pelantikannya, Kamis (24/5/2018).
Perry pun kini mendeklarasikan dirinya sebagai seseorang yang pro stability dan pro growth.
"Saya adalah pro stability dan pro growth," imbuh Perry.
Ia menyampaikan ada lima instrumen yang diprioritaskan untuk mendukung dua kebijakan pro growth dan pro stability tersebut. Namun, satu instrumen akan difokuskan untuk menjaga stabilitas.
Walaupun tak menjelaskan secara lebih lanjut instrumen apa yang akan difokuskan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, hal tersebut telah cukup untuk menenangkan pelaku pasar. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.157/dolar AS.
Penguatan nilai tukar lantas mendorong optimisme investor asing pun untuk berburu di pasar saham dalam negeri, dengan nilai bersih sebesar Rp 463,22 miliar. Saham-saham yang paling banyak diburu investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 251,65 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 61,64 miliar), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 58,72 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 40,49 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 30,66 miliar).
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Jika penguatan ini bertahan atau bahkan bertambah besar sampai dengan akhir perdagangan, IHSG akan mencatat rekor baru. Sebelumnya, IHSG tak pernah menguat lebih dari 2,31% dalam sehari pada tahun ini. Penguatan sebesar 2,31% terjadi pada 9 Mei silam. Bahkan sepanjang tahun lalu pun kala IHSG menguat 19,99%, penguatan harian terbesarnya hanya sebesar 2,59%.
Sentimen positif bagi IHSG pada hari ini datang dari pernyataan Perry Warjiyo selaku Gubernur BI yang baru yang siap meredam gejolak nilai tukar rupiah.
Hal tersebut membuat pelaku pasar takut. Pasalnya, jika ekonomi dipaksa berlari terlalu kencang, hal ini bisa berbalik menjadi bumerang.
"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek ini perkuat langkah stabilitas rupiah dalam jangka pendek," kata Perry di Gedung MA pasca pelantikannya, Kamis (24/5/2018).
Perry pun kini mendeklarasikan dirinya sebagai seseorang yang pro stability dan pro growth.
"Saya adalah pro stability dan pro growth," imbuh Perry.
Ia menyampaikan ada lima instrumen yang diprioritaskan untuk mendukung dua kebijakan pro growth dan pro stability tersebut. Namun, satu instrumen akan difokuskan untuk menjaga stabilitas.
Walaupun tak menjelaskan secara lebih lanjut instrumen apa yang akan difokuskan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, hal tersebut telah cukup untuk menenangkan pelaku pasar. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.157/dolar AS.
Penguatan nilai tukar lantas mendorong optimisme investor asing pun untuk berburu di pasar saham dalam negeri, dengan nilai bersih sebesar Rp 463,22 miliar. Saham-saham yang paling banyak diburu investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 251,65 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 61,64 miliar), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 58,72 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 40,49 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 30,66 miliar).
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular