Rupiah Lesu di Asia, Digdaya di Eropa

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 May 2018 17:52
Rupiah Jaya di Benua Biru
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Rupiah memang loyo di Asia, namun tidak di Eropa. Situasi ini didukung oleh munculnya sentimen negatif yang berasal dari faktor domestik sehingga berpengaruh terhadap penguatan rupiah.

Ketegangan politik yang terjadi di Uni-Eropa bersumber dari sikap Italia yang berniat untuk menerapkan kebijakan fiskal ekspansif. Niat tersebut ditentang oleh Uni-Eropa karena khawatir Negeri Pizza akan mengalami krisis seperti di tahun 2010 akibat kebijakan fiskal yang terlalu ekspansif. Di sisi lain, Italia pun tidak ingin ada pihak yang mengintervensi rencana kebijakan tersebut.

Akibatnya ketegangan pun terjadi dan pasar pun mulai mengira-ngira bahwa Italia akan mengikuti jejak Inggris untuk keluar dari Uni-Eropa. Situasi politik yang tidak stabil ini menjadi penyebab utama euro melemah dihadapan rupiah. 

Sementara terhadap poundsterling, sentimen datang dari perkiraan rilis data tingkat penjualan ritel di Negeri Ratu Elizabeth pada periode April 2018 akan cenderung lesu. Konsensus Reuters bahkan memperkirakan tingkat penjualan ritel di negara tersebut hanya tumbuh 0,1% secara year-to-year (yoy) atau lebih rendah dari periode sebelumnya yang mencapai lebih dari 1% secara yoy. Kelesuan ini rupanya menjadi sentimen negatif bagi poundsterling sehingga bernasib sama seperti euro. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular