Hari Ini, Pelemahan Rupiah Terparah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 May 2018 16:45
Tiga Faktor Penekan Rupiah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Rupiah (dan mata uang Asia pada umumnya) tertekan dari tiga sisi. Pertama adalah investor memang sedang memburu dolar AS jelang rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Mei 2018. The Fed memang menahan suku bunga acuan di 1,5-1,75% dalam pertemuan itu, tetapi pasar ingin mencermati setiap kata yang dilontarkan para pejabat bank sentral AS tersebut.

Pelaku pasar ingin mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. Di tengah positifnya data-data perekonomian AS, investor tentu penasaran apakah The Fed mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga secara agresif agar tidak terjadi overheating.

Jika sampai ada petunjuk ke arah sana, maka dolar AS akan semakin perkasa. Oleh karena itu, investor kemudian memburu dolar AS dan aset-aset berbasis mata uang tersebut untuk mengambil posisi sebelum nantinya greenback semakin mahal.

Kedua adalah perkembangan perang dagang AS-Eropa yang kembali negatif. Presiden AS Donald Trump menyatakan kurang puas dengan proses perundingan dagang dengan Beijing. Ini bisa menjadi halangan dalam upaya penyelesaian perang dagang antara kedua negara.

Ketiga, ada pula potensi pertemuan bersejarah AS-Korea Utara pada 12 Juni mendatang di Singapura batal. Trump menyindir sikap Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali keras setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Perkembangan ini bisa membuat proses perdamaian di Semenjung Korea terancam dan potensi gesekan bisa muncul kapan saja.

Akibat tiga dinamika tersebut, investor pun agak takut bermain dengan instrumen berisiko di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Mode risk aversion ini membuat aliran modal menjadi minim sehingga mata uang Asia bergerak melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular