Asing Keluar, BI Makin Aktif Beli Surat Utang Pemerintah

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
23 May 2018 11:32
Investor masih mencatatkan aksi jual bersih di Surat Berharga Negara (SBN).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor masih mencatatkan aksi jual bersih di Surat Berharga Negara (SBN). Dalam sepekan lalu, atau periode 14-18 Mei 2018, pasar SBN mencatatkan jual bersih hingga Rp 17,09 triliun.

Sementara pada periode 7 Mei-11 Mei 2018, khusus investor asing terus melanjutkan aksi jualnya dengan membukukan nilai bersih hingga Rp 8,55 triliun.

Jika melihat sejak awal Mei 2018 sampai 21 Mei 2018, investor asing telah melakukan aksi jual bersih di pasar SBN hingga Rp 18,1 triliun. Namun asing masing menguasai 38,1% dari total SBN yang bererdar.

Yield obligasi negara pun terus melambung ke level 7,53%. Dari awal 2018, yield SBN 10 tahun ini telah melambung 120,7 bps.

Wisnu Wardana, Economist dari Bank Danamon menulis imbal hasil wajar dari SBN masih akan berubah.

"Dengan adanya revisi pada proyeksi makroekonomi kami, nilai imbal hasil yang wajar atau fair yield sesuai dengan model kita adalah 7,78% untuk tenor 10 tahun dan 8,34% untuk yang 20 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh tren kenaikan suku bunga acuan BI, ekspektasi perubahan Quantitative Easing yang akan dilakukan oleh European Central Bank dan kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate)," kata Wisnu kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/5/2018).

Outlflow atau dana asing yang keluar di pasar SBN masih akan terus terjadi jika kondisi global masih bergejolak. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah menegaskan sampai hari ini pun BI masih terus melakukan buyback di pasar SBN untuk menstabilkan harga.

"Kita sedang beli SBN. Dan akan beli SBN lebih besar kalau terjadi outflow lagi. BI akan makin aktif, stabilkan harga," tegas Nanang.

Hal yang sama terjadi juga di pasar saham. Sejak awal Mei 2018, investor asing mencatatkan aksi jual bersih hingga Rp 8,3 triliun. Sementara sejak awal 2018, asing telah melepas kepemilikan di pasar saham hingga Rp 42,2 triliun.

(wed) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular