Rupiah Masih Terpuruk, IHSG Berhasil Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 May 2018 09:20
IHSG dibuka menguat 0,27% ke 5.766,48, di saat bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,27% ke 5.766,48. Penguatan IHSG terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia sebelumnya dibuka di zona merah: indeks Nikkei dibuka melemah 0,4%, indeks Kospi dibuka melemah 0,11%, indeks Hang Seng dibuka melemah 0,14%, indeks Strait Times dibuka melemah 0,06%, dan indeks Shanghai dibuka melemah 0,28%.

Sentimen memang kurang mendukung bagi bursa saham benua kuning pada pagi hari ini. Setelah hubungan AS dan China sempat menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa hari terakhir, kini investor meragukan hal tersebut.

Hal ini dipicu oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang menyatakan kurang puas dengan perkembangan negosiasi tersebut.

"Tidak, tidak terlalu," ujar Trump menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah dirinya puas terhadap perkembangan negosiasi perdagangan dengan Beijing. Namun, mantan pengusaha property tersebut menambahkan bahwa pembicaraan dengan China baru tahap awal sehingga masih ada peluang perbaikan ke depan.

Meski begitu, komentar Trump dianggap sudah merefleksikan bahwa negosiasi antar kedua pihak sejatinya tak berjalan mulus. Ada banyak ketidaksepahaman antar kedua negara yang bisa berujung pada pemberlakuan kembali bea masuk yang sebelumnya sudah ditangguhkan.

Tak hanya China, Jepang dan Rusia kini berpotensi meluncurkan serangan balasan ke AS. Kemarin (22/5/2018), World Trade Organization (WTO) telah mengumumkan bahwa Jepang, Rusia, dan Turki berpotensi menerapkan bea masuk bagi produk ekspor asal AS sebagai balasan dari pengenaan bea masuk atas baja dan aluminium yang terlebih dahulu diberlakukan Negeri Paman Sam.

Secra total, akan ada tambahan bea masuk senilai US$ 3,5 miliar yang harus dibayar oleh eksportir asal AS jika aksi balas dendam ini jadi dilakukan.

Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah justru terdepresiasi sebesar 0,47% di pasar spot ke level Rp 14.200/dolar AS. Sejauh ini, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps belum terlihat ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar.

Apalagi, satu bulan sebelum lebaran memang aktivitas perdagangan biasanya mencapai puncaknya. Akibatnya, kebutuhan dolar AS memang sedang tinggi-tingginya pada bulan ini, sehingga depresiasi rupiah menjadi semakin sulit untuk direm.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular