
Antisipasi Likuiditas Ketat, BI Perbanyak Lelang FX Swap
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
22 May 2018 18:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meningkatkan frekuensi lelang FX Swap menjadi 3 kali seminggu setelah sejak awal Mei telah dinaikan menjadi 2 kali seminggu.
Peningkatan frekuensi lelang dimaksudkan untuk memperkuat likuiditas rupiah yang mulai mengetat selama sebulan terakhir.
"BI perlu memastikan ketersediaan likuiditas tetap mencukupi, bahkan perlu dicegah terjadinya liquidity distress, " ujar Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, kepada CNBC Indonesia (22/5/2018).
FX Swap merupakan salah satu bentuk operasi moneter BI untuk mengelola likuiditas valas dan Rupiah. Dalam FX Swap, bank yang kelebihan likuiditas dolar bisa menukarkannya dengan Rupiah dengan jangka waktu tertentu.
Berdasarkan hasil lelang FX Swap selama periode 3 Mei sampai 17 Mei 2018, BI telah menyerap likuiditas dolar sebanyak US$2,69 miliar dan sebaliknya menggelontorkan rupiah dengan jumlah setara.
"BI sudah melakukan lelang 3 minggu lalu, dan menginjeksi Rp 28 triliun. Sekarang likuiditas di pasar swap sudah normal, tetapi BI tetap membuka lelang utk memastikan terjaganya likuiditas," ujar Nanang.
Faktor yang mempengaruhi ketatnya likuiditas Rupiah antara lain penaikan 7 days reverse repo rate sebesar 0,25% menjadi 4,5%. Selain itu, libur panjang Ramadhan 2018 juga memaksa perbankan untuk menyiapkan likuiditas cadangan karena pasar uang antar bank ataupun operasi moneter tidak akan beroperasi.
"FX Swap ini untuk memastikan pasokan likuiditas Rupiah mencukupi. Apalagi menghadapi periode libur bersama yang panjang," jelas Nanang.
Perlu diketahui bahwa lelang FX Swap sejak awal tahun hingga akhir April 2018 sepi peminat dan tidak ada peserta lelang yang dimenangkan. Faktor yang mempengaruhi kosongnya pemenang lelang FX Swap adalah tingkat swap rate atau bunga swap yang cukup tinggi.
"Saat ini implied swap rate 1 bulan 6,1%, sudah turun dari 9% pada bulan April lalu," ujar Nanang.
(dru) Next Article Jadwal Operasional Bank Indonesia Saat Libur Idul Fitri 2021
Peningkatan frekuensi lelang dimaksudkan untuk memperkuat likuiditas rupiah yang mulai mengetat selama sebulan terakhir.
"BI perlu memastikan ketersediaan likuiditas tetap mencukupi, bahkan perlu dicegah terjadinya liquidity distress, " ujar Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, kepada CNBC Indonesia (22/5/2018).
Berdasarkan hasil lelang FX Swap selama periode 3 Mei sampai 17 Mei 2018, BI telah menyerap likuiditas dolar sebanyak US$2,69 miliar dan sebaliknya menggelontorkan rupiah dengan jumlah setara.
"BI sudah melakukan lelang 3 minggu lalu, dan menginjeksi Rp 28 triliun. Sekarang likuiditas di pasar swap sudah normal, tetapi BI tetap membuka lelang utk memastikan terjaganya likuiditas," ujar Nanang.
Faktor yang mempengaruhi ketatnya likuiditas Rupiah antara lain penaikan 7 days reverse repo rate sebesar 0,25% menjadi 4,5%. Selain itu, libur panjang Ramadhan 2018 juga memaksa perbankan untuk menyiapkan likuiditas cadangan karena pasar uang antar bank ataupun operasi moneter tidak akan beroperasi.
"FX Swap ini untuk memastikan pasokan likuiditas Rupiah mencukupi. Apalagi menghadapi periode libur bersama yang panjang," jelas Nanang.
Perlu diketahui bahwa lelang FX Swap sejak awal tahun hingga akhir April 2018 sepi peminat dan tidak ada peserta lelang yang dimenangkan. Faktor yang mempengaruhi kosongnya pemenang lelang FX Swap adalah tingkat swap rate atau bunga swap yang cukup tinggi.
"Saat ini implied swap rate 1 bulan 6,1%, sudah turun dari 9% pada bulan April lalu," ujar Nanang.
(dru) Next Article Jadwal Operasional Bank Indonesia Saat Libur Idul Fitri 2021
Most Popular