
AS Akan Cabut Sanksi ZTE, Wall Street Siap Naik Lagi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 May 2018 18:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini (22/5/2018), Wall Street berpotensi dibuka menguat. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan 41 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar empat dan 28 poin.
Potensi dicabutnya sanksi bagi ZTE oleh pemerintahan AS menjadi motor utama penguatan Wall Street pada hari ini. AS dan China dikabarkan sedang mendekati kesepakatan untuk mencabut sanksi bagi ZTE, seperti dikutip dari Reuters. Sebelumnya, perusahaan asal AS dilarang menjual komponen ke perusahaan teknologi asal China itu selama tujuh tahun lamanya, dikarenakan perusahaan melanggar kesepakatan yang dibuat dengan pemerintahan AS pada tahun 2017 pasca-ketahuan menjual produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.
Menurut dua sumber yang mengetahui hal tersebut, kesepakatan yang dimaksud bisa berisi penghapusan bea masuk produk-produk agrikultur asal AS, serta peningkatan volume pembelian.
Kesepakatan tersebut kemungkinan akan difinalisasi sebelum atau pada saat kunjungan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross ke Beijing minggu depan.
Sebelumnya pada hari Sabtu (19/5/2018), AS dan China mengeluarkan pernyataan gabungan yang isinya menyatakan bahwa China akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Barang-barang yang akan digenjot pengirimannya ke China adalah yang berasal dari sektor agrikultur dan energi. Lantas, kabar penghapusan sanksi bagi ZTE ini semakin membuktikan keseriusan dari AS dan China untuk menyelesaikan konflik di bidang perdagangan.
Namun, perdagangan hari ini sejatinya bukan tanpa risiko. Imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali merangkak naik ke level 3,0781%, lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin (21/5/2018) yang sebesar 3,065%. Nampaknya, persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif oleh the Federal Reserve masih coba di-price in oleh pelaku pasar.
Pada perdagangan hari ini, data Richmond Fed Manufacturing Survey periode Mei akan dimumkan. Jika ada kejutan dari data ini, imbal hasil obligasi bisa terus merangkak naik dan memaksa investor angkat kaki dari bursa saham.
(ank/prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Potensi dicabutnya sanksi bagi ZTE oleh pemerintahan AS menjadi motor utama penguatan Wall Street pada hari ini. AS dan China dikabarkan sedang mendekati kesepakatan untuk mencabut sanksi bagi ZTE, seperti dikutip dari Reuters. Sebelumnya, perusahaan asal AS dilarang menjual komponen ke perusahaan teknologi asal China itu selama tujuh tahun lamanya, dikarenakan perusahaan melanggar kesepakatan yang dibuat dengan pemerintahan AS pada tahun 2017 pasca-ketahuan menjual produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.
Menurut dua sumber yang mengetahui hal tersebut, kesepakatan yang dimaksud bisa berisi penghapusan bea masuk produk-produk agrikultur asal AS, serta peningkatan volume pembelian.
Sebelumnya pada hari Sabtu (19/5/2018), AS dan China mengeluarkan pernyataan gabungan yang isinya menyatakan bahwa China akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Barang-barang yang akan digenjot pengirimannya ke China adalah yang berasal dari sektor agrikultur dan energi. Lantas, kabar penghapusan sanksi bagi ZTE ini semakin membuktikan keseriusan dari AS dan China untuk menyelesaikan konflik di bidang perdagangan.
Namun, perdagangan hari ini sejatinya bukan tanpa risiko. Imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali merangkak naik ke level 3,0781%, lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin (21/5/2018) yang sebesar 3,065%. Nampaknya, persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif oleh the Federal Reserve masih coba di-price in oleh pelaku pasar.
Pada perdagangan hari ini, data Richmond Fed Manufacturing Survey periode Mei akan dimumkan. Jika ada kejutan dari data ini, imbal hasil obligasi bisa terus merangkak naik dan memaksa investor angkat kaki dari bursa saham.
(ank/prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular