Investor Asing Masih Ogah Sentuh Saham Perbankan

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 May 2018 10:32
Saham-saham perbankan, utamanya yang masuk dalam kategori buku IV, menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada sesi awal perdagangan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Terlepas dari penguatan IHSG yang mencapai 0,85% ke level 5.782,35, investor asing masih gencar melakukan jual bersih, yakni senilai Rp 119,7 miliar.

Saham-saham perbankan, utamanya yang masuk dalam kategori buku IV, menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada sesi awal perdagangan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dilepas senilai Rp 77,5 miliar, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilepas senilai 20,1 miliar, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dilepas Rp 10,6 miliar.

Aksi jual atas saham-saham bank BUKU IV didorong oleh lemahnya posisi rupiah. Walaupun bisa menguat 0,11% pada hari ini ke level Rp 14.165/dolar AS, posisi rupiah memang terbilang masih lemah. Apalagi, potensi pelemahan kedepannya masih terbuka lebar.

Posisi rupiah yang lemah telah memantik ketakutan bahwa rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) akan menanjak naik seperti pada tahun 2015 silam. Jika hal ini yang terjadi, tentulah profitabilitas bank menjadi taruhannya.

Lebih lanjut, pelemahan rupiah selama dua hari beruturut-turut selepas Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps pada Kamis lalu (17/5/2018) telah menimbulkan persepsi bahwa bank sentral akan kembali mengerek suku bunga acuannya. Walaupun kenaikan sebesar 25bps kemarin diklaim tak akan berpengaruh kepada suku bunga kredit, kenaikan sebesar 25bps lagi akan sangat mungkin ikut mengerek suku bunga kredit naik.

Masalahnya, penyaluran kredit saat ini terbilang sudah lesu. Dalam kondisi suku bunga acuan yang lebih rendah seperti kemarin saja, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,5% YoY per akhir Maret 2018, lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 9,2% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.

Jika suku bunga kredit dinaikkan, tentu konsumen dan pelaku usaha akan berpikir dua kali sebelum menarik kredit. Akibatnya, lagi-lagi profitabilitas bank menjadi taruhannya. Hal ini pada akhirnya membuat saham-saham perbankan tak menarik di mata investor asing.
Next Article Analis : Net Sell Asing Hanya Bersifat Sementara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular