
Dolar AS Sentuh Rp 14.197, IHSG Jatuh 0,72%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 May 2018 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,72% pada akhir sesi 1 ke level 5.741,58. Pelemahan IHSG terjadi di saat bursa saham kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,34%, indeks Shanghai naik 0,77%, indeks Hang Seng naik 1,26%, indeks Kospi naik 0,27%, indeks SET (Thailand) naik 0,56%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,42%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,9 triliun dengan volume sebanyak 4,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 207.823 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-4,42%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,23%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,72%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,92%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,47%).
Pelemahan nilai tukar kembali menjadi momok bagi IHSG. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah melemah hingga 0,33% di pasar spot ke level Rp 14.197/dolar AS. Tinggal 3 poin lagi, dolar AS akan menembus level Rp 14.200.
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps terbukti masih belum ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar. Investor menganggap kenaikan suku bunga acuan justru berpotensi menekan perekonomian domestik yang sebelumnya sudah lesu.
Terlebih, dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang perkasa pada hari ini. Indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia naik 0,22% ke level 93,845.
Merepson pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 429,5 miliar. Hal ini berarti sudah sebulan lebih investor asing tak pernah mencatatkan beli bersih di pasar saham dalam negeri. Terakhir kali investor asing masuk ke bursa saham adalah pada 19 April lalu dengan nilai sebesar Rp 212,3 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing pada hari ini diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 265,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 58,4 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 40,9 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 28,1 miliar), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 25,4 miliar).
Dari sisi eksternal, sentimen sebenarnya kondusif bagi bursa saham, seiring dengan AS dan China yang akhirnya mencapai kesepakatan terkait hal perdagangan. Dalam pernyataan gabungannya bersama AS, China menyatakan bahwa mereka akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Hal ini dipercayai akan mendorong laju perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.
Barang-barang yang akan digenjot pengirimannya ke China adalah yang berasal dari sektor agrikultur dan energi. AS akan mengirimkan delegasinya ke China untuk mengerjakan detil dari hal ini. Selain itu, kedua negara juga menyepakati pentingnya meningkatkan perdagangan di sektor manufaktur dan jasa.
Walaupun belum menyebutkan angka pasti, pernyataan ini berhasil memberikan kelegaan bagi pelaku pasar dan mendorong bursa saham kawasan Asia menguat. Setidaknya ntuk beberapa waktu ke depan, isu perang dagang bisa dibuang dulu dari benak investor.
Terlebih, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin pada hari Minggu (20/5/2018) menyebut bahwa perang dagang dengan China kini sedang ditangguhkan. Kedua negara disebutnya telah setuju untuk tidak menerapkan ancaman pengenaan bea impor sementara keduanya membicarakan kesepakatan perdagangan yang lebih luas.
Mnuchin dan penasihat ekonomi Presiden Donald Trump, Larry Kudlow, mengatakan kesepakatan yang dicapai AS dan China hari Sabtu lalu akan menjadi kerangka kerja untuk menyelesaikan isu ketidakseimbangan perdagangan di masa depan.
"Kami menangguhkan perang dagang. Saat ini, kami telah sepakat untuk menunda penerapan tarif sementara kami mencoba melaksanakan kerangka kerja tersebut," kata Mnuchin dalam wawancaranya dengan Fox News Sunday seperti dikutip dari CNBC International.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,9 triliun dengan volume sebanyak 4,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 207.823 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-4,42%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,23%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,72%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,92%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,47%).
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps terbukti masih belum ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar. Investor menganggap kenaikan suku bunga acuan justru berpotensi menekan perekonomian domestik yang sebelumnya sudah lesu.
Terlebih, dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang perkasa pada hari ini. Indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia naik 0,22% ke level 93,845.
Merepson pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 429,5 miliar. Hal ini berarti sudah sebulan lebih investor asing tak pernah mencatatkan beli bersih di pasar saham dalam negeri. Terakhir kali investor asing masuk ke bursa saham adalah pada 19 April lalu dengan nilai sebesar Rp 212,3 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing pada hari ini diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 265,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 58,4 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 40,9 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 28,1 miliar), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 25,4 miliar).
Dari sisi eksternal, sentimen sebenarnya kondusif bagi bursa saham, seiring dengan AS dan China yang akhirnya mencapai kesepakatan terkait hal perdagangan. Dalam pernyataan gabungannya bersama AS, China menyatakan bahwa mereka akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Hal ini dipercayai akan mendorong laju perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.
Barang-barang yang akan digenjot pengirimannya ke China adalah yang berasal dari sektor agrikultur dan energi. AS akan mengirimkan delegasinya ke China untuk mengerjakan detil dari hal ini. Selain itu, kedua negara juga menyepakati pentingnya meningkatkan perdagangan di sektor manufaktur dan jasa.
Walaupun belum menyebutkan angka pasti, pernyataan ini berhasil memberikan kelegaan bagi pelaku pasar dan mendorong bursa saham kawasan Asia menguat. Setidaknya ntuk beberapa waktu ke depan, isu perang dagang bisa dibuang dulu dari benak investor.
Terlebih, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin pada hari Minggu (20/5/2018) menyebut bahwa perang dagang dengan China kini sedang ditangguhkan. Kedua negara disebutnya telah setuju untuk tidak menerapkan ancaman pengenaan bea impor sementara keduanya membicarakan kesepakatan perdagangan yang lebih luas.
Mnuchin dan penasihat ekonomi Presiden Donald Trump, Larry Kudlow, mengatakan kesepakatan yang dicapai AS dan China hari Sabtu lalu akan menjadi kerangka kerja untuk menyelesaikan isu ketidakseimbangan perdagangan di masa depan.
"Kami menangguhkan perang dagang. Saat ini, kami telah sepakat untuk menunda penerapan tarif sementara kami mencoba melaksanakan kerangka kerja tersebut," kata Mnuchin dalam wawancaranya dengan Fox News Sunday seperti dikutip dari CNBC International.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular