Antisipasi Kenaikan Suku Bunga Acuan, IHSG Melemah 0,99%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 May 2018 09:26
IHSG dibuka melemah 0,99% ke level 5.780,88. Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka melemah.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,99% ke level 5.780,88. Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka melemah: indeks Nikkei dibuka turun 0,39%, indeks Kospi dibuka turun 0,48%, indeks Strait Times dibuka turun 0,21%, indeks Shanghai dibuka turun 0,37%, dan indeks Hang Seng dibuka turun 0,44%.

Dari sisi eksternal, sentimen memang tak mendukung bagi bursa saham Benua Kuning untuk menguat.

Kini imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali meroket ke atas 3%, yakni di level 3,0668%. Hal ini datang sebagai hasil dari ekspektasi atas akselerasi inflasi AS, seiring positifnya data-data ekonomi dari Negeri Paman Sam.

Teranyar, penjualan ritel naik 0,3% secara month-to-month (MtM), sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara pertumbuhan secara YoY mencapai 4,7%. Bila mengeluarkan penjualan mobil, bahan bakar, material bagunan, dan jasa makanan-minuman (sering disebut penjualan ritel inti atau core retail sales) ada kenaikan 0,4% MtM. Core retail sales ini paling mendekati konsumsi rumah tangga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

Ketika ekspektasi inflasi naik, cara untuk menjangkarnya adalah menaikkan suku bunga acuan. Masalahnya, kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif bisa mematikan ekonomi AS. Jika itu yang terjadi, tentunya negara-negara yang menjadi mitra dagang AS juga akan dirugikan.

Kemudian, Korea Utara secara mengejutkan membatalkan pertemuan dengan Korea Selatan yang sejatinya akan dilakukan hari ini. Bahkan, Korea Utara juga mengancam untuk mundur dari pembicaraan yang telah dijadwalkan dengan AS pada 12 Juni mendatang di Singapura.

Pembicaraan dengan Korea Selatan sebelumnya dimaksudkan untuk membicarakan langkah-langkah konkrit guna memenuhi hal-hal yang dijanjikan pada saat deklarasi perdamaian antar kedua negara beberapa waktu silam.

Mengutip CNBC International, media milik pemerintahan Korea Utara melaporkan bahwa latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan merupakan sebuah provokasi dan sebuah persiapan untuk melakukan invasi. Atas dasar itulah Korea Utara membatalkan pertemuannya dengan Korea Selatan.

Merespon kabar tersebut, investor kembali dipaksa untuk melepas kepemilikannya atas aset-aset beresiko seperti saham.

Dari dalam negeri, sentimen juga tak menguntungkan bagi IHSG. Kini, kenaikan suku bunga acuan nampak sudah di depan mata. Mengutip Reuters, konsensus untuk suku bunga acuan yang akan diumumkan besok oleh Bank Indonesia (BI) berada di angka 4,5% atau 25bps lebih tinggi dibandingkan posisi saat ini.

Kenaikan suku bunga acuan dipandang berpotensi menekan kinerja keuangan emiten-emiten perbankan. Ketika suku bunga acuan dinaikkan, bank akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga deposito dan kredit. Masalahnya, dengan kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, kenaikan suku bunga kredit akan membuat masyarakat dan pelaku usaha berpikir dua kali dalam menarik pinjaman. Pada akhirnya, profitabilitas dari bank-bank menjadi taruhannya.

Sampai dengan berita ini diturunkan, mayoritas saham-saham bank BUKU IV diperdagangkan melemah: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,19%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,63%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,55%.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(roy) Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular