
LPS: Bunga Acuan BI Naik, Bunga Deposito Menyusul
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
15 May 2018 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan suku bunga simpanan alias deposito baik rupiah maupun valas akan meningkat. Sementara suku bunga deposito rupiah pada April 2018 masih cenderung menurun.
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto menjelaskan, pada kuartal I-2018 suku bunga simpanan rupiah cenderung melandai, namun ada potensi terjadi peningkatan.
"Tren bunga simpanan rupiah berpotensi naik (upside risk) setelah bergerak cenderung melandai di kuartal I-2018," ujar dia dalam data Indikator Likuiditas yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (15/5/2018).
Begitu juga untuk suku bunga simpanan valas yang diperkirakan akan terus naik sebagai dampak dari kenaikan suku bunga global dan masih lebarnya gap antara suku bunga dana onshore dengan offshore.
"Adanya volatilitas di pasar keuangan dan kemungkinan kenaikan policy rate akan mendorong peningkatan bunga simpanan, meski kondisi likuiditas rupiah masih relatif melandai," kata dia.
Sementara itu, rata-rata bunga deposito rupiah bank benchmark LPS pada akhir April 2018 mencapai 5,38%, turun 1 bps dari posisi akhir Maret 2018. Di saat yang sama, rata-rata bunga minimum juga turun 1 bps ke 4,62%.
Sebaliknya, tingkat bunga deposito valas pada periode yang sama secara konsisten kembali naik berkisar 4-7 bps, terutama pada suku bunga rata-rata dan maksimum. Akselerasi kenaikan pada suku bunga valas terpantau mulai terjadi pada awal tahun 2018 yang bersamaan dengan pola peningkatan suku bunga dolar di offshore.
Pertumbuhan Kredit
Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit pada kuartal II-2018 diperkirakan akan melanjutkan tren positifnya, ditopang oleh permintaan modal kerja dan konsumsi di saat periode Lebaran.
Di sisi lain, pertumbuhan DPK diproyeksikan tumbuh stabil meskipun terdapat risiko perlambatan di tengah masih cukupnya likuditas yang dimiliki perbankan. Peningkatan volatilitas di pasar keuangan akan mempengaruhi bank dalam menentukan tingkat bunga dan berpotensi berdampak pada pola pertumbuhan DPK dan kredit.
(dru) Next Article Negara Asia Sibuk Buang Dolar, LPS Ungkap Fakta Baru
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto menjelaskan, pada kuartal I-2018 suku bunga simpanan rupiah cenderung melandai, namun ada potensi terjadi peningkatan.
"Tren bunga simpanan rupiah berpotensi naik (upside risk) setelah bergerak cenderung melandai di kuartal I-2018," ujar dia dalam data Indikator Likuiditas yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (15/5/2018).
"Adanya volatilitas di pasar keuangan dan kemungkinan kenaikan policy rate akan mendorong peningkatan bunga simpanan, meski kondisi likuiditas rupiah masih relatif melandai," kata dia.
Sementara itu, rata-rata bunga deposito rupiah bank benchmark LPS pada akhir April 2018 mencapai 5,38%, turun 1 bps dari posisi akhir Maret 2018. Di saat yang sama, rata-rata bunga minimum juga turun 1 bps ke 4,62%.
Sebaliknya, tingkat bunga deposito valas pada periode yang sama secara konsisten kembali naik berkisar 4-7 bps, terutama pada suku bunga rata-rata dan maksimum. Akselerasi kenaikan pada suku bunga valas terpantau mulai terjadi pada awal tahun 2018 yang bersamaan dengan pola peningkatan suku bunga dolar di offshore.
Pertumbuhan Kredit
Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit pada kuartal II-2018 diperkirakan akan melanjutkan tren positifnya, ditopang oleh permintaan modal kerja dan konsumsi di saat periode Lebaran.
Di sisi lain, pertumbuhan DPK diproyeksikan tumbuh stabil meskipun terdapat risiko perlambatan di tengah masih cukupnya likuditas yang dimiliki perbankan. Peningkatan volatilitas di pasar keuangan akan mempengaruhi bank dalam menentukan tingkat bunga dan berpotensi berdampak pada pola pertumbuhan DPK dan kredit.
(dru) Next Article Negara Asia Sibuk Buang Dolar, LPS Ungkap Fakta Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular