
Intenal Polri Siaga 1, IHSG Hanya Terkoreksi Tipis
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 May 2018 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,16% ke level 5.947,16 pada akhir perdagangan hari ini. Pelemahan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham di kawasan Asia ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,47%, indeks Shanghai naik 0,34%, indeks Hang Seng naik 1,35%, indeks SET (Thailand) naik 0,24%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,21%.
Walaupun terkoreksi, IHSG sejatinya berhasil bangkit dari titik terendahnya di level 5.853,44. IHSG banyak bergerak naik menjelang menit-menit akhir perdagangan.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,6 triliun dengan volume sebanyak 8,5 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 338.915 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan terhadap koreksi IHSG diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-2,48%), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (-2,83%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,07%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-0,91%), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (-2,33%).
Sentimen positif bagi IHSG pada sesi 2 datang dari pemberitaan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He China akan bertolak ke AS pada 15-19 Mei mendatang guna melakukan negosiasi di bidang perdagangan, seperti dikutip dari Reuters.
Liu He merupakan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping dalam urusan ekonomi. Mengutip Bloomberg, Liu He akan ditemani beberapa pejabat penting dari Negeri Panda seperti Menteri Perdagangan Zhong Shan, pejabat kementerian keuangan, dan perwakilan dari bank sentral.
Adanya negosiasi lanjutan oleh AS dan China tentu merupakan kabar positif bagi pasar saham. Pasalnya, pertemuan pertama antar kedua negara yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Begitu cepatnya negosiasi lanjutan nampaknya didorong oleh sikap Trump yang ingin membantu melepaskan raksasa teknologi asal China yakni ZTE dari sanksi yang belum lama ini dikenakan. Sebelumnya, produsen ponsel asal China tersebut dilarang untuk membeli komponen dari perusahaan asal AS selama tujuh tahun lamanya.
Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran.
"Presiden Xi dan Saya sedang berusaha bersama untuk membuka kembali akses bisnis bagi perusahaan pembuat ponsel pintar raksasa asal China, ZTE, dengan cepat. Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China. Kementerian Perdagangan sudah diinstruksikan untuk menyelesaikannya!" tegas Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut. Investor pun menunjukkan apresiasinya melalui bursa saham.
Di sisi lain, sentimen negatif bagi IHSG datang utamanya dari 2 hal. Pertama, rangkaian ledakan bom yang terjadi di Surabaya. Kemarin (13/5/2018), ledakan bom terjadi Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Akibat ledakan ini, 13 jiwa setidaknya dikabarkan melayang dan 41 lainnya luka-luka.
Kemudian pada pagi hari ini pukul 08:50 WIB, ledakan bom kembali terjadi di Polrestabes Surabaya. Serangan dilakukan dengan bom yang di pasang di dalam kendaraan. Menyusul serangkaian peristiwa mengenaskan ini, Indonesia dinyatakan berada dalam kondisi Siaga 1 oleh kepolisian.
Kedua, rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada hari Jumat lalu (11/5/2018). Bank Indonesia (BI) mencatat NPI kuartal-1 mengalami defisit sebesar US$ 3,85 miliar, memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Defisit NPI menandakan bahwa kebutuhan dolar AS lebih besar ketimbang penerimaannya. Defisit NPI yang besar pada kuartal-I membuat investor asing khawatir bahwa hal serupa akan terjadi pada kuartal-kuartal berikutnya.
Hal ini lantas membuat investor meragukan taji dari mata uang domestik. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,14% terhadap dolar AS ke level Rp 13.965. Merespon pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 208,1 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing sampai diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 237,2 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 93,4 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 69,4 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 36,4 miliar), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk/AMRT (Rp 26,5 miliar).
(hps) Next Article Tak Hanya Bom, Faktor Ini Juga Bantu Merahkan IHSG
Walaupun terkoreksi, IHSG sejatinya berhasil bangkit dari titik terendahnya di level 5.853,44. IHSG banyak bergerak naik menjelang menit-menit akhir perdagangan.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,6 triliun dengan volume sebanyak 8,5 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 338.915 kali.
Sentimen positif bagi IHSG pada sesi 2 datang dari pemberitaan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He China akan bertolak ke AS pada 15-19 Mei mendatang guna melakukan negosiasi di bidang perdagangan, seperti dikutip dari Reuters.
Liu He merupakan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping dalam urusan ekonomi. Mengutip Bloomberg, Liu He akan ditemani beberapa pejabat penting dari Negeri Panda seperti Menteri Perdagangan Zhong Shan, pejabat kementerian keuangan, dan perwakilan dari bank sentral.
Adanya negosiasi lanjutan oleh AS dan China tentu merupakan kabar positif bagi pasar saham. Pasalnya, pertemuan pertama antar kedua negara yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Begitu cepatnya negosiasi lanjutan nampaknya didorong oleh sikap Trump yang ingin membantu melepaskan raksasa teknologi asal China yakni ZTE dari sanksi yang belum lama ini dikenakan. Sebelumnya, produsen ponsel asal China tersebut dilarang untuk membeli komponen dari perusahaan asal AS selama tujuh tahun lamanya.
Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran.
"Presiden Xi dan Saya sedang berusaha bersama untuk membuka kembali akses bisnis bagi perusahaan pembuat ponsel pintar raksasa asal China, ZTE, dengan cepat. Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China. Kementerian Perdagangan sudah diinstruksikan untuk menyelesaikannya!" tegas Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut. Investor pun menunjukkan apresiasinya melalui bursa saham.
Di sisi lain, sentimen negatif bagi IHSG datang utamanya dari 2 hal. Pertama, rangkaian ledakan bom yang terjadi di Surabaya. Kemarin (13/5/2018), ledakan bom terjadi Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Akibat ledakan ini, 13 jiwa setidaknya dikabarkan melayang dan 41 lainnya luka-luka.
Kemudian pada pagi hari ini pukul 08:50 WIB, ledakan bom kembali terjadi di Polrestabes Surabaya. Serangan dilakukan dengan bom yang di pasang di dalam kendaraan. Menyusul serangkaian peristiwa mengenaskan ini, Indonesia dinyatakan berada dalam kondisi Siaga 1 oleh kepolisian.
Kedua, rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada hari Jumat lalu (11/5/2018). Bank Indonesia (BI) mencatat NPI kuartal-1 mengalami defisit sebesar US$ 3,85 miliar, memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Defisit NPI menandakan bahwa kebutuhan dolar AS lebih besar ketimbang penerimaannya. Defisit NPI yang besar pada kuartal-I membuat investor asing khawatir bahwa hal serupa akan terjadi pada kuartal-kuartal berikutnya.
Hal ini lantas membuat investor meragukan taji dari mata uang domestik. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,14% terhadap dolar AS ke level Rp 13.965. Merespon pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 208,1 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing sampai diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 237,2 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 93,4 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 69,4 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 36,4 miliar), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk/AMRT (Rp 26,5 miliar).
(hps) Next Article Tak Hanya Bom, Faktor Ini Juga Bantu Merahkan IHSG
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular