Akibat Teror Bom, Dolar AS Kembali Dekati Rp 14.000
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 May 2018 12:48

Pertama adalah tragedi bom di Surabaya. Kemarin, terjadi aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Pahlawan. Hari ini pun ada serangan lanjutan dengan serangan bom sepeda motor ke Mapolrestabes Surabaya.
Tragedi ini menimbulkan pertanyaan di benak investor mengenai isu keamanan di Indonesia. Biasanya setelah terjadinya aksi teror, nilai tukar rupiah cenderung melemah karena investor meninggalkan Indonesia.
Kedua adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit US$ 3,85 miliar pada kuartal I-2018. Memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
NPI merupakan salah satu fundamental yang menjadi pijakan penguatan nilai tukar. Kala NPI defisit, maka rupiah akan kehilangan pijakan untuk terapresiasi.
Rilis data ini bisa menjadi sentimen negatif di pasar. Indonesia bisa dinilai rentan oleh pelaku pasar sehingga arus modal portofolio kemungkinan akan terus keluar. Rupiah pun semakin kehilangan sokongan untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Tragedi ini menimbulkan pertanyaan di benak investor mengenai isu keamanan di Indonesia. Biasanya setelah terjadinya aksi teror, nilai tukar rupiah cenderung melemah karena investor meninggalkan Indonesia.
Kedua adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit US$ 3,85 miliar pada kuartal I-2018. Memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Rilis data ini bisa menjadi sentimen negatif di pasar. Indonesia bisa dinilai rentan oleh pelaku pasar sehingga arus modal portofolio kemungkinan akan terus keluar. Rupiah pun semakin kehilangan sokongan untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular