Keperkasaan Dolar AS Masih Berlangsung Hingga Tahun Depan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 May 2018 08:02
Faktor eksternal yang berasal dari normalisasi kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) masih akan tetap menghantui
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Semakin terbukanya ruang Bank Indonesia (BI) mengetatkan kebijakan moneternya memang akan memberikan dampak positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah yang dalam beberapa bulan terakhir terombang ambing penguatan dolar AS.

Namun, faktor eksternal yang berasal dari normalisasi kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) masih akan tetap menghantui dan memberikan tekanan terhadap pergerakan nilai tukar. Kondisi tersebut, diperkirakan masih berlangsung hingga tahun depan.

"Tekanan terhadap rupiah akan tetap ada [tahun 2019], karena normalisasi kebijakan The Fed tidak cuma di 2018," kata Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro kepada CNBC Indonesia, Senin (14/5/2018).

Menurut Andry, rencana BI menyesuaikan tingkat suku bunga acuan menjadi signal bahwa bank sentral saat ini jauh lebih ahead the curve (selangkah di depan) dan mengutamakan stabilitas. Hal ini, akan menjadi persepsi positif bagi pelaku pasar,

"Yang dinilai market adalah BI konsisten dengan kebijakan menstabilkan nilai tukar dan ini akan berdampak positif bagi ekspektasi market terhadap Indonesia. Jadi bukan cuma obat sementara, tapi memberikan guidance terhadap kebijakan moneter ke depannya," katanya.

Konsistensi kebijakan BI, sambung Andry, menjadi yang paling ditunggu investor. Namun, dia menggarisbawahi, jika bank sentral tidak konsisten dalam menerapkan kebijakannya ke depan, bukan tidak mungkin pasar akan kembali 'menghukum' Indonesia.

"Investor makin tidak percaya, risiko berinvestasi bisa nai, CDS [Credit Default Swap] naik, dan akhirnya premi untuk bond kita jadi lebih tinggi," tegasnya.

(dru) Next Article Berkat Surplus Transaksi Berjalan, Rupiah Menguat Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular