Rupiah Menguat Nyaris 1%, Investor Asing Malah Keluar Rp 95 M

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 May 2018 15:49
Investor asing yang sampai dengan akhir sesi 1 mencatatkan beli bersih sekitar Rp 20 miliar kini mencatatkan jual bersih sebesar Rp 47 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terus menunjukkan tren positif sepanjang hari. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,78% terhadap dolar AS ke level Rp 13.965.

Sinyal yang semakin jelas dari Bank Indonesia (BI) terkait kenaikan suku bunga acuan terbukti ampuh membuat rupiah perkasa di hadapan dolar AS, setidaknya untuk saat ini.

Di sisi lain, IHSG menguat 1,11% ke level 5.973,71, walaupun cukup jauh dari titik tertingginya di level 6.023,04 (+1,95% dibandingkan penutupan perdagangan tanggal 9 Mei). Menariknya, investor asing yang sampai dengan akhir sesi 1 mencatatkan beli bersih sekitar Rp 20 miliar kini mencatatkan jual bersih sebesar Rp 95,1 miliar.

Investor asing nampak mulai mencerna dampak dari kenaikan suku bunga acuan bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan suku bunga acuan akan mendorong naik suku bunga kredit yang pada akhirnya semakin menekan daya beli masyarakat.

Padalah, suku bunga acuan rendah saja konsumsi masyarakat Indonesia sudah lemah. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,95% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94% YoY.

Semakin tertekannya daya beli masyarakat dipastikan akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan emiten-emiten sektor barang konsumsi. Beberapa saham emiten barang konsumsi yang dilepas investor asing pada hari ini diantaranya: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dilepas Rp 27,6 miliar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dilepas Rp 23,4 miliar, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dilepas Rp 16 miliar, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dilepas Rp 12,8 miliar.

Selain karena faktor tersebut, investor juga menantikan rilis data transaksi berjalan kuartal-I 2018 yang dijadwalkan pada hari ini. Jika defisit ternyata lebih lebar dari yang diperkirakan, maka rupiah bisa kembali berada dalam tekanan.
(hps) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular