Bos BEI: Ada Ketidakpastian di Pasar Saham, Ini Penyebabnya

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
10 May 2018 07:35
Hal tersebut membuat pelaku pasar menahan diri untuk berinvestasi di pasar saham.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas bursa menilai investor di pasar saham Indonesia saat ini dihadapkan pada situasi yang tidak pasti (uncertainty). Hal tersebut membuat pelaku pasar menahan diri untuk berinvestasi di pasar saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan ada beberapa hal yang dipersepsikan investor sebagai ketidakpastian di pasar saham Indonesia, diantaranya libur lebaran yang awalnya dinilai terlalu panjang, kemudian transisi kepemimpinan Bank Indonesia (BI) pada saat terjadi gejolak rupiah, pemilihan umum kepala dearah (Pilkada) di 171 daerah dan pemilihan presiden 2019.

"Orang pasar pintar-pintar kok. Mereka tau kok (ada) uncertaitny, semua orang tau sekarang ini lagi uncertainty. Sekarang ini bagaimana caranya mengatakan menjadi certain, ga gampang. Misal nih bicara BI, Pak Agus (Agus Martowardojo, Gubernur BI saat ini, red) udah diganti tanggal 26, sekarang kan praktis (seperti) ga ada gubernurnya gitu ya mungkin itu juga ada pengaruh dikit," kata Tito, saat wawawancara secara eksklusif dengan Tim CNBC Indonesia, Rabu (9/5/2018).

Tito menjelaskan, tahun ini permintaan rupiah di dalam negeri akan meningkat yang berpotensi menyebabkan masalah likuiditas di parbankan. Aktivitas kampanye Pilkada akan membuat banyak pihak yang akan menarik uang dari bank untuk aktfitas kampanye pilkada tersebut.

"Dulu uangnya dari bawah "bantal", sekarang abis tax amnesty ada di bank. Itu ditarik Rp 30 triliun-Rp 35 triliun dari bank untuk biaya pemilu," ujar Tito.

Lalu, lanjut Tito, permintaan terhadap rupiah akan kembali meningkat untuk lebaran, Asian Games, Piala Dunia dan persiapan pemilihan presiden. Dana-dana yang ditarik tersebut menyebabkan investasi di pasar saham jadi seret.

"(Kalau ada) Piala Dunia itu uang dari pasar modal hilang 4%-5%. Jangan tanya buat apa. Semua at the same time. Makanya terjadi masalah likuidity perbankan," tambah Tito lagi.

[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular