
DI ASEAN, Cadangan Devisa RI Anjlok Paling Parah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 May 2018 14:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa Indonesia per April 2018 sebesar US$ 124,86 miliar. Angka tersebut turun 0,87% secara month-to-month (mom) karena meningkatnya pembayaran utang luar negeri serta stabilisasi nilai tukar rupiah.
Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan yang paling dalam. Thailand dan Filipina mengalami nasib yang hampir serupa dengan Indonesia, tetapi penurunannya tidak terlalu parah. Sementara Malaysia dan Singapura bernasib lebih baik, di mana pada periode April 2018 cadangan devisa kedua negara mengalami kenaikan.
Penurunan cadangan devisa Indonesia yang signifikan tidak lepas dari pelemahan nilai tukar rupiah. Sepanjang April, rupiah terdepresiasi 1,14% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pelemahan rupiah utamanya disebabkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reseve/The Fed sebanyak empat kali sepanjang tahun ini. Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, tidak bisa dimunafikan bahwa perekonomian AS membaik. Kondisi dapat dilihat dari indikator Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menggambarkan inflasi dan tingkat pengangguran.
Per April 2018, core PCE telah mencapai 1,9% atau mendekati target yang ditetapkan oleh The Fed di 2%. Situasi tersebut menggambarkan daya beli masyarakat jauh lebih baik.
Indikator lain seperti tingkat pengangguran juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Per April 2018, angka pengangguran tercatat 3,8%, terendah dalam 18 tahun terakhir.
Untuk mencegah perekonomian tidak bergerak terlalu kencang (overheating), maka The Fed perlu menaikkan suku bunga acuan. Tiga kali adalah angka yang sudah masuk perkiraan pelaku pasar, tetapi kini kemungkinan kenaikan sampai empat kali cukup terbuka.
Kenaikan suku bunga acuan membuat dolar AS semakin menarik, sehingga menjadi buruan pelaku pasar. Akibatnya berbagai mata uang tertekan, tidak terkecuali rupiah.
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, BI masih mempertahankan 7 days reverse repo rate di 4,25%. Ini menyebabkan selisih (spread) suku bunga AS-Indonesia semakin menyempit sehingga investor tentu lebih memilih menempatkan dana di Negeri Paman Sam. Minimnya sokongan dana membuat rupiah bergerak melemah.
Situasi ini perlu mendapat perhatian serius dari BI dan pemerintah. Penurunan cadangan devisa dapat mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam membayar kewajiban dan melakukan impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 133,6 M, Ada Apa Ya?
Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan yang paling dalam. Thailand dan Filipina mengalami nasib yang hampir serupa dengan Indonesia, tetapi penurunannya tidak terlalu parah. Sementara Malaysia dan Singapura bernasib lebih baik, di mana pada periode April 2018 cadangan devisa kedua negara mengalami kenaikan.
Negara | Cadangan Devisa (US$ miliar) | Change % (mom) | Change % (yoy) |
Indonesia | 124,86 | -0,87 | +1,30 |
Malaysia | 109,50 | +1,57 | +13,94 |
Singapura | 287,73 | +0,20 | +10,35% |
Thailand | 215,40 | -0,55 | + 16,74 |
Filipina | 80,06 | -0,55 | -2,38 |
Penurunan cadangan devisa Indonesia yang signifikan tidak lepas dari pelemahan nilai tukar rupiah. Sepanjang April, rupiah terdepresiasi 1,14% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Per April 2018, core PCE telah mencapai 1,9% atau mendekati target yang ditetapkan oleh The Fed di 2%. Situasi tersebut menggambarkan daya beli masyarakat jauh lebih baik.
Indikator lain seperti tingkat pengangguran juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Per April 2018, angka pengangguran tercatat 3,8%, terendah dalam 18 tahun terakhir.
Untuk mencegah perekonomian tidak bergerak terlalu kencang (overheating), maka The Fed perlu menaikkan suku bunga acuan. Tiga kali adalah angka yang sudah masuk perkiraan pelaku pasar, tetapi kini kemungkinan kenaikan sampai empat kali cukup terbuka.
Kenaikan suku bunga acuan membuat dolar AS semakin menarik, sehingga menjadi buruan pelaku pasar. Akibatnya berbagai mata uang tertekan, tidak terkecuali rupiah.
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, BI masih mempertahankan 7 days reverse repo rate di 4,25%. Ini menyebabkan selisih (spread) suku bunga AS-Indonesia semakin menyempit sehingga investor tentu lebih memilih menempatkan dana di Negeri Paman Sam. Minimnya sokongan dana membuat rupiah bergerak melemah.
Situasi ini perlu mendapat perhatian serius dari BI dan pemerintah. Penurunan cadangan devisa dapat mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam membayar kewajiban dan melakukan impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 133,6 M, Ada Apa Ya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular