Di Kurs Acuan, Dolar AS Nyaris Sentuh Rp 14.100
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 May 2018 10:16

Kenaikan harga minyak juga menekan rupiah. Saat ini harga minyak jenis brent dan light sweet naik lebih dari 2% akibat AS yang menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Kenaikan harga minyak akan menambah biaya importasi si emas hitam dan produk turunannya. Sepanjang Januari-Maret 2018, impor migas Indonesia mencapai US$ 4,05 miliar, naik 1,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ketika harga minyak naik, maka biaya importasi akan meningkat dan semakin menekan nilai tukar rupiah.
Kenaikan harga minyak akan menambah biaya importasi si emas hitam dan produk turunannya. Sepanjang Januari-Maret 2018, impor migas Indonesia mencapai US$ 4,05 miliar, naik 1,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ketika harga minyak naik, maka biaya importasi akan meningkat dan semakin menekan nilai tukar rupiah.
Tidak hanya itu, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara AS juga berpotensi menjadi risiko bagi rupiah. Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun berada di 2,991%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 2,968%.
Kenaikan yield obligasi AS membuat instrumen ini menarik sehingga arus modal berpotensi mengarah ke Negeri Paman Sam. Kurangnya sokongan arus modal bisa membuat rupiah goyah.
Mata uang Asia juga cenderung melemah terhadap dolar AS. Hari ini, keperkasaan greenback sepertinya memang sulit terbendung.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Mata uang Asia juga cenderung melemah terhadap dolar AS. Hari ini, keperkasaan greenback sepertinya memang sulit terbendung.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,56 | -0,41 |
Yuan China | 6,37 | -0,09 |
Won Korsel | 1.082,50 | -0,55 |
Dolar Taiwan | 29,86 | -0,25 |
Dolar Singapura | 1,34 | -0,23 |
Peso Filipina | 52,04 | -0,29 |
Baht Thailand | 32,04 | -0,44 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular