
Masih Dibayangi Risiko, Indeks Shanghai dan Hang Seng Menguat
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dan Hang Seng dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Indeks Shanghai naik 0,13% ke level 3.094,9, sementara indeks Hang Seng naik 0,59% ke level 30.102,06.
Penguatan bursa saham China dan Hong Kong terjadi kala isu perang dagang masih mewarnai benak pelaku pasar. Pasca melakukan pertemuan selama 2 hari lamanya pada 3-4 Mei silam, AS dan China nampak belum bisa menemukan titik temu dari dalam hal perdagangan.
Hal ini dketahui dari cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Mantan pebisnis tersebut mengeluhkan bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
"Delegasi tingkat tinggi kami telah melakukan pertemuan panjang dengan para pemimpin dan pelaku usaha China. Kami akan segera merumuskan langkah berikutnya, tetapi sepertinya sulit bagi China karena mereka terlalu manja dengan kemenangan dagang atas AS!" tegas Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Selain itu, potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana juga masih menghantui. Pasalnya, tingkat pengangguran AS per akhir bulan lalu diumumkan sebesar 3,9%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 4%. Kuatnya data tenaga kerja tersebut sangat mungkin mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Dari dalam negeri, pelaku pasar kini menantikan rilis data cadangan devisa China dan Hong Kong periode April yang akan diumumkan pada hari ini. Jika ada kabar baik dari rilis data tersebut, maka kedua bursa saham bisa mempertahankan atau bahkan memperbesar penguatannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Damai Dagang Makin Pasti, Shanghai dan Hang Seng Menguat
Penguatan bursa saham China dan Hong Kong terjadi kala isu perang dagang masih mewarnai benak pelaku pasar. Pasca melakukan pertemuan selama 2 hari lamanya pada 3-4 Mei silam, AS dan China nampak belum bisa menemukan titik temu dari dalam hal perdagangan.
Hal ini dketahui dari cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Mantan pebisnis tersebut mengeluhkan bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Selain itu, potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana juga masih menghantui. Pasalnya, tingkat pengangguran AS per akhir bulan lalu diumumkan sebesar 3,9%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 4%. Kuatnya data tenaga kerja tersebut sangat mungkin mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Dari dalam negeri, pelaku pasar kini menantikan rilis data cadangan devisa China dan Hong Kong periode April yang akan diumumkan pada hari ini. Jika ada kabar baik dari rilis data tersebut, maka kedua bursa saham bisa mempertahankan atau bahkan memperbesar penguatannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Damai Dagang Makin Pasti, Shanghai dan Hang Seng Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular