Negosiasi Menggantung, Wall Street Siap Dibuka Bervariasi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 May 2018 18:50
Wall Street berpotensi dibuka bervariasi pada hari ini (4/5/2018). Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berpotensi dibuka bervariasi pada hari ini (4/5/2018). Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan penurunan masing-masing 2 poin dan 1 poin pada saat pembukaan, sementara Nasdaq diimplikasikan naik sebesar 9 poin.

Sentimen utama bagi Wall Street datang dari hasil pertemuan AS-China terkait isu perdagangan yang menggantung. Xinhua, media milik pemerintah China melaporkan bahwa meskipun kedua belah pihak telah menyetujui beberapa hal, masih terdapat ketidaksepahaman yang besar terkait beberapa hal lainnya, seperti dilansir dari Reuters.

Kedua belah pihak dilaporkan setuju untuk berdialog guna menjembatani ketidaksepahaman tersebut. Namun, detail dari kesepakatan yang sudah disetujui bersama tak dijelaskan secara lebih lanjut.

Di sisi lain, rombongan dari AS yang salah satunya berisi sang Menteri Keuangan Steve Mnuchin telah bertolak balik ke AS tanpa memberikan pernyataan terlebih dahulu mengenai pertemuan yang begitu diawasai pelaku pasar tersebut. Ketidakpastian yang ada di benak pelaku pasar saat ini masih sangat besar.

Kemudian, the Federal Reserve kembali menjadi biang kerok bagi Wall Street, seiring dengan besarnya potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini. Kemarin (3/5/2018), jumlah masyarakat AS yang mengambil klaim pengangguran untuk pertama kalinya sepanjang minggu yang berakhir pada 28 April diumumkan hanya sebanyak 211.000 jiwa, jauh lebih rendah dibandingkan konsesus yang sebesar 225.000 jiwa.

Sebagai catatan, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator penting bagi the Fed dalam menentukan keputusan suku bunga acuannya. Dengan dukungan data tenaga kerja yang solid, the Fed bisa dipaksa melakukan normalisasi lebih agresif dari perkiraan.

Pada hari ini, data penciptaan lapangan kerja dan tingkat pengangguran untuk periode April akan diumumkan. Jika kedua data ini diumumkan lebih baik dari perkiraan, investor bisa dipaksa melakukan aksi jual di pasar saham dalam jumlah yang besar. Hal ini tentu bukan merupakan berita baik bagi pasar saham Indonesia pada hari Senin nanti (7/5/2018).



(roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular