Ekonomi AS Terus Membaik, Bursa Saham Asia Ditutup Merah

Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
04 May 2018 18:11
Kekhawatiran yang berkembang, ekonomi AS yang terus berkinerja baik akan mendorong the Federal Reserve menaikkan bunga acuan lebih dari tiga kali tahun ini.
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa saham Asia mengakhiri pekan ini dengan terkoreksi dipicu rencana pengumuman penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan pertemuan antara AS dan China dalam mambahas kebijakan tarif bea masuk di Beijing.

Indeks Jepang Nikkei 225, masih tutup dalam rangka hari libur nasional. Indeks TOPX terkoreksi 0,15% ke level 1771,52. Indeks Hang Seng terkoreksi 1,28% ke level 29.926,50, sementara indeks SSE Composite terkoreksi 0,32% ke level 3.091,03. Indeks Kospi, terkoreksi 1,19% ke level 316,75. Indeks Strait Times, terkoreksi 0,85% ke level 3.545,38.

Pasar saat ini, diliputi ketidakpastian mengenai arah pembicaraan antara pihak AS dan China dalam menentukan konsensus kebijakan mengenai tarif baru. Pertemuan hari ini, diharapkan mampu menjadi upaya terakhir dalam meredakan tensi perang dagang dan memberikan gambaran jelas bagi investor dalam mengamati arah pergerakan pasar.

Mengutip AFP, peristiwa ekonomi makro utama minggu ini adalah angka gaji non-pertanian AS pada bulan April yang akan memberikan gambaran terbaru dari ekonomi terbesar di dunia ini. Analis akan mengamati angka pertumbuhan upah sebagai sinyal kenaikan inflasi.

kekhawatiran yang berkembang, ekonomi AS yang terus berkinerja baik, akan memaksa th Federal Reserve, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, setelah melakukannya sekali. Efeknya bisa menjalar ke benua Eropa yang kemungkinan mengurangi kebijakan pengetatan ekonomi.

Seminggu terakhir, dolar AS terus menguat lawan mata uang negara lain. "Dolar akan terus membuat keuntungan terhadap mata uang lain jika fundamental dan perbedaan kebijakan kebijakan bank sentral," ujar Greg McKenna, Chief Market Strategist AxiTrader.

"Saya percaya hal itu terjadi dan saya dapat melihat penurunan yang jelas dalam pertumbuhan global pada saat Amerika tampaknya menjadi yang menonjol. Bagi saya, itu berarti apa pun yang terjadi dengan laporan non-pertanian malam ini ... kita berada di awal pergantian besar dalam dolar."



(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular